j

Minggu, 15 September 2013

[Fanfic] The Ghost Haunts -Problems that have not completed-

Title               : The Ghost Haunts [Problems that have not completed]

Author          : Spartax69

 Rating           : SU, PG15

Gendre         : Fantasy, romance, horror[?] and little Angust xDv

Fandom        : The Gazette

Pairing          : ReiTuKi < my best couple poreper


Disclaimers :  Ruki itu uke sahnya Reita, Reita suami saia. Kami adalah keluarga berencana[gila] yang lain boleh diambil *lelang aoi, uru dan kai*
dan Fanfic ini adalah kepunyaan saia, sejelek apapun itu... :v
so stop plagiatisme!!!

Nb[Numpang Bacot] : FF terinspirasi sama kejadian pesawat sukoi yang jatoh dulu itu, dan sudah selama itu juga ff ini saia simpan =___=v



Enjoy mina-chiii….~





“Sebuah pesawat penumpang dari maskapai japan airlines boing 747 dengan rute penerbangan  jepang ke indonesia terjatuh di sekitar gunung takamagahara, perfektur gunma. Dari info yang  kami peroleh dari 309 penumpang beserta awaknya, baru ditemukan 27 orang yang selamat.
Penyebab jatuhnya pesawat saat ini masih diselidiki.”

            Berita di siang hari itu, bagaikan petir di siang bolong bagi keluarga yang anggota keluarganya ada dalam pesawat naas itu….


            Ung~ kepalaku sakit sekali…
Apasih yang baru saja terjadi?
Aku mencoba mengingat kejadian beberapa menit yang lalu. Bukannya tadi pesawat yang ku tumpangi jatuh?
Thanks god aku masih hidup….
Tapi mataku membelalak saat menyaksikan aku yang lain digotong dengan sebuah tandu bersimbah darah dan tampak menggenaskan….
Kami-sama~ jadi aku sudah mati?
Kenapa ini terjadi pada ku?
Masih banyak hal yang ingin aku lakukan! Kenapa kami-sama?
Aku menatap nanar pemandangan di depan ku, begitu banyak mayat-mayat bergelimpangan yang terlihat mengerikan.
Aku menyusuri semua mayat-mayat itu, hey… aku bisa melayang diudara?
Ah baka! Bukankah semua hantu begitu.
Ku lihat seorang bocah menangisi seorang mayat, mungkin ia sedang menangisi anggota keluarganya. Lalu keluarga ku?
Kusso! Aku lupa aku sudah tidak punya keluarga lagi…
Semakin ku perhatikan isak tangis bocah itu terdengar semakin menyedihkan. Saat ku dekati, lagi-lagi aku terperangah kaget ternyata dia bukan menangisi mayat keluarganya melainkan jasadnya sendiri dan tolong ralat! Dia bukan bocah, tapi seorang pemuda bertubuh mungil dengan wajah yang manis…
Berarti dia juga hantu?

“hey” sapa ku padanya yang masih menangisi jasadnya yang tidak jauh berbeda dengan keadaan jasad ku tadi.
Ia menoleh padaku dengan wajah yang dipenuhi air mata
Kami-sama… mata itu… indah sekali
“percuma saja kau menangisinya, karna pada akhirnya kau tidak akan bisa kembali padanya” ucap ku sambil menunjuk jasadnya
Ia kemudian menghapus air matanya dan melayang di sebelah ku.

“apa kau juga penumpang di pesawat ini?ucapnya terdengar lirih
Aku mengguk samar, ku tunjukkan dimana letak jasad ku, tapi saat melihat keadaan jasad ku dia malah menutupi matanya
Dia takut? Bukankah jasadnya juga sama dengan keadaan jasad ku? Lagi pula dia kan sudah jadi hantu, kenapa pakai acara takut lagi?
Hantu yang aneh!

“aku reita…” aku memperkenalkan diri ku padanya

“ruki” singkatnya

“aneh sekali, dari sekian banyak  yang mati disini, kenapa cuma kita berdua yang bergentayangan?” ucapku  mengedarkan pandangan kesegala arah
Yang ku lihat Cuma tim sar yang tampak mondar mandir panik.

“kemana kita sekarang?” dia bertanya dan menatap ku

“hey! Mana aku tau! Memangnya aku terlihat seperti pemandu hantu bagi mu?” jawabku asal, ia tampak menundukan kepalanya lagi, dan kembali ke tempat jasadnya menenggelamkan wajahnya dikedua telapak tangannya.
Menyedihkan sekali anak itu, pikir ku dalam hati.

“ayo kita pergi dari sini” ajakku mengulurkan tangan padanya, ia menoleh dan dengan ragu meraih tangan ku


-Reita Side End-



            Dua makhluk astral itu tampak melayang diantara kerumunan masyarakat yang semakin medati tempat kejadian jatuhnya pesawat itu.
Mereka terus melayang  menjauh dari tempat itu.
………..
………
…….
……
…..

..

Bruk….


            Seorang pemuda terjatuh, semua buku yang di bawanya berserakkan. Dengan sangat kesal ia mengumpati orang yang baru saja menabraknya sambil memunguti bukunya yang jatuh.

“kalau jalan pakai mata dong!” makinya pada orang yang kabur begitu saja setelah menabraknya itu. Setelah merapikan buku-bukunya dan kembali berdiri
1 detik
2 detik
3detik
Dan…..

“gya….~” pekik pemuda itu saat dilihatnya ada 2 makhluk transparan yang melayang diudara tepat didepannya dan menatapnya. Sementara reita dan ruki Cuma bengong melihat kelebaian pemuda didepannya itu.

“oi… kau bisa melihat kami?” Tanya reita santai pada pemuda yang menutupi wajahnya dengan bukunya itu

“tentu saja dia bisa melihat kita bodoh!
Kau tidak lihat dia takut begitu” ucap ruki kemudian
“maaf jika kami menakutimu, kami tidak jahat kok” jelas ruki seramah mungkin, dan cara itu berhasil pemuda itu tampak mengeluarkan wajahnya

“ka_... kalian benar-benar hantu?”suara pemuda itu terdengar gemetar, reita dan ruki kompak mengangguk

“hwa……….~~~” pemuda itu langsung lari terbirit-birit tanpa mempedulikan orang-orang yang menatapnya aneh

“ku rasa dia sangat takut pada kita” ruki menatap iba pada pemuda itu





^v^v^v^v^^v^v^v^v^




“kai! Kenapa lari-lari begitu? Sepertti orang yang baru liat hantu saja” ucap seorang wanita paruh baya pada putranya itu

“hahahahahahaha
Ti-…. Tidak ada apa apa kok kaa-san,
Aku ke kamar dulu ya kaa-san” kai pemuda berdimple itu  nyengir garing lalu berlalu ke kamarnya

“hai…” sapa reita dengan santainya

“wa….” Teriak kai lagi tapi cepat ia tutup mulutnya
“ka—kalian?” ucap kai terbata-bata, reita Cuma nyengir

“kau lupa kami ini apa?”ucap ruki kemudian, kai menelan ludahnya sendiri saking takutnya

“kenapa kalian mengikuti ku?” Tanya kai merapat pada sudut kamarnya

“karna cuma kau yang bisa melihat kami, mungkin kau bisa membantu kami” ruki melayang layang di kamar kai itu

“kalau misalnya kau menolak, kami akan selamanya mengikutimu lhoo~” seringai reita

Glek…
Kai makin pucat, ini memang bukan kali pertamanya kai bisa melihat makhluk seperti reita dan ruki, tapi ini kali pertama ia diikuti seperti ini.
Ya, kai memang punya kelebihan, ia bisa melihat hal gaib tapi itu bukan alasan ia tidak takut pada hal itu.

“bantu apa?” kai berusaha mengendalikan dirinya agar tidak takut pada dua makhluk astral yang sepertinya sebaya dengannya.

“bantu kami untuk ‘pulang’, seperti arwah lainnya” lirih ruki yang membuat kai sedikit kasian juga

“kalian tidak tenang?
Apa kalian sudah menemukan jasad kalian?” Tanya kai

“sudah, bahkan kami melihat sendiri bagaimana mengerikannya keadaan jasad kami” jawab reita, ruki mengangguk menyetujui

“apa kalian pasangan kekasih?”

“ha…? Tidak…” kompak reita dan ruki salah tingkah

“lalu kenapa kalian bisa bersama?”

“itu karna kami berada disatu pesawat yang sama, kau tau kan pesawat yang jatuh tidak jauh dari sini itu.” Jelas ruki kai Cuma angguk-angguk

“entahlah, tapi dari sekian banyak buku yang ku baca, semua arwah tidak akan kembali ke atas sana kalau ia masih ada urusan yang belum terselesaikan.
Jadi kemungkinan terbesarnya adalah kalian masih punya urusan di dunia ini” jelas kai panjang lebar, reita dan ruki saling melempar pandang

“urusan apa?” Tanya ruki

“entah lah, tentu hal itu kalian saja yang tau…
Mungkin sebaiknya kalian menemui keluarga kalian”




^v^v^v^v^^v^v^v^v^



            Isak tangis memenuhi  rumah itu, dimana di tengah tengah ruang tamu rumah itu terdapat sebuah peti jenazah yang diatasnya ada foto seorang pemuda manis.
Ya, ini adalah rumah ruki

“itu keluarga mu?”Tanya reita
Ruki tidak menjawab, pandangan matanya mulai memburam seiring air matanya yang mulai mehiasi wajahnya. Ruki tidak bisa melihat ini, ini terlalu menyakitkan. Dimana ia harus melihat tangisan kehilangan keluarganya. Karna memang ruki adalah anak yang disayangi oleh orang-orang terdekatnya.

“ruki…
Kami sudah merelakan kepergian mu sayang ,
Semoga kau bisa tenang disana sayang?” ucap ibu ruki berlinang air mata sambil mengelus foto anaknya itu

“mama….” Lirih ruki, ingin sekali ia memeluk tubuh ibunya itu tapi itu tidak bisa ia lakukan lagi karna tubuhnya menembus tubuh ibunya

“sudah lah ruki, mereka sudah merelakan mu” reita meraih tangan ruki lalu menghilang dari rumah itu




^v^v^v^v^^v^v^v^v^




“kenapa tadi kau mengikuti ku?
Memangnya kau tidak punya keluarga?” Tanya ruki saat perasaanya sudah tenang

“tidak,
Ayah dan ibu ku sudah lama tiada” ucap reita datar

“maaf rei, aku tidak bermaksud….” Ruki tampak merasa tidak enak pada reita

“sudah tidak apa-apa, aku masih punya tujuan kok…”

“dimana?” Tanya ruki antusias

“uruha” ucap reita singkat sambil tersenyum

            Mereka sampai di apartemen kekasihnya reita….
Tapi apa yang dilihat oleh reita, uruha kekasihnya ada diranjang bersama aoi sahabatnya sendiri dan mereka sama-sama tidak mengenakan sehelai baju pun dengan nafas yang masih sama-sama memburu dan reita bukan orang bodoh yang tidak tau apa yang baru saja terjadi pada dua orang itu.
Sementara ruki cuma diam seribu bahasa dan mengalihkan pandangannya pada reita.

“sekarang aku tidak harus berbagi kau lagi dengan reita, uru” pemuda bernama aoi itu membelai rambut uruha dengan sayang

“un, dan sekarang kita tidak harus sembunyi-sembunyi lagi aoi
Aishiteru aoi” uruha memeluk tubuh aoi

“aishiteru mo”

            Sontak saja pemandangan itu membuat kepala reita mendidih, dihampirinya aoi dan melayangkan tinjunya tapi sia-sia saja  karna ia menembus tubuh aoi. Ruki segera menghampiri reita

“reita!
Sudahlah biarkan saja mereka, ayo kita pergi” dengan susah payah ruki membawa reita pergi dari tempat nista itu



 
^v^v^v^v^^v^v^v^v^




“arghhh….!” Teriak reita diatas sebuah puncak sebuah gendung pencakar langit Tokyo itu
“aku tidak pernah menyangka orang yang begitu aku cintai, tega mengkhianati ku. Padahal kami sudah berjanji sepulang aku dari tugas di Indonesia kami akan menikah!
Dan aoi, ku pikir dia sahabat yang baik dan Bodoh sekali aku berfikir mereka akan menengisi kematian ku” reita tampak sangat terpukul dengan kejadian yang baru saja ia saksikan

“mingkin ini urusan mu yang belum selesai rei, kau belum tau kekasih dan sahabatmu berkhianat” ruki menatap iba pada reita

“kau ada benarnya juga ru, tapi ini sangat menyakitkan! kenapa tuhan baru memberi tau ku ini semua saat aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa” tampak dari mata reita menetes air mata.
Ruki tampak tidak tega melihatnya, dan si mini itu bertindak, ia menarik reita agar sejajar dengannya dan mencium kening reita.
Reita terdiam seribu kata

“hal itu yang sering dilakukan mama saat aku sedang sedih,
Jadi kau sekarang tidak usah sedih lagi ya…” reita hanya mampu mengangguk bak sebuah robot

“bagus! Sekarang ayo kita temui kai..” ruki menarik tangan reita lagi dan mereka menghilang di balik sinar bulan purnama




^v^v^v^v^^v^v^v^v^




     Pemuda berdimple itu tengah terlelap dengan damainya sampai reita dan ruki merusak mimpi indahnya.

“argh! Tidak bisakah kalian membiarkan ku tenang walau Cuma sebentar?”kai tampak frustasi mengigiti gulingnya

“tidak…”ucap reituki kompak

“hah~ terserah! sekarang apa?”

“kami sudah bertemu keluarga kami, tapi kenapa kami belum juga hilang dari dunia ini?” Tanya ruki dengan wajah polosnya

“bahkan aku sudah melihat perselingkuhan kekasih ku, bukan kah itu yang disebut urusan yang belum selesai?” ucap reita dengan wajah lempengnya


“aneh.. kau ru? Apa kau punya masalah dengan keluarga dan teman-teman mu?” kai menoleh pada ruki yang seang melayang di jendela
“aku rasa tidak…” ingat ruki menggaruk kepalanya

“harusnya aku sudah kembali ke ‘sana ‘ kan? Urusan ku kan sudah selesai, kenapa aku ikut-ikutan berada disini” ucap reita dan aura disekitar ruki tiba-tiba berubah muram

“jadi maksudmu kau mau pergi sendiri? Dan meninggalkan  aku sendirian disini?” lirih ruki, reita kaget menyadari kebodohan ucapannya tadi

“bukan itu maksud ku ru…”

“sudahlah tidak apa-apa, jika kau mau pergi  pergilah… aku tidak akan mengekori mu lagi’ selesai berkata itu ruki menghilang

“kau sih…” kai ikutan nyalahin reita.
Dan ia pun menenggelamkan wajahnya dalam selimut, reita sendiri Cuma  bisa menghela nafas, menyadari bahwa ini memang salahnya.




^v^v^v^v^^v^v^v^v^




      Sudah berhari-hari setan mini itu menghilang entah kemana, reita sendiri telah mencarinya ke tempat dimana kemungkinan ruki berada, tapi tampaknya masih nihil. Setelah ruki pergi pun ia tetap belum juga menghilang, menandakan ia juga masih punya urusan yang belum beres.
Tanpa kehadiran setan chibi itu tampaknya reita mulai merasa kesepian, biasanya ada ruki yang menemaninya melayang-layang,  berceloteh layaknya seorang bocah kecil dan menghiburnya jika ia sedih.

“ruki belum ketemu?” Tanya kai pada reita yang sedang menerawang lurus ke luar jendela kamar kai
Reita menggeleng lesu

“hah…~
Benar-benar dua hantu yang merepotkan” eluh kai
“aku heran apa masalah yang membuat kalian berdua tidak bisa beristirahat dengan tenang? kau sudah mengetahui perselingkuhan kekasihmu dan ruki bilang dia tidak pernah punya masalah dengan siapapun” kai menggelengkan kepalanya tidak mengerti, reita sendiri hanya mengangkat bahunya, pandangan matanya kosong
“kau merindukannya?” Tanya kai asal

“sangat…”

“kau menyukai ruki?” Tanya kai makin gaje

“tidak tau”
“hey! Untuk apa kau menanyakan hal seperti itu” dengus reita saat sadar pertanyaan-pertanyaan gaje kai barusan

“hanya memastikan saja,
Bahwa ternyata arwah juga bisa jatuh cinta” kai nyengir najong

“sialan kau kempot!”

“ngg… apa kau sudah mencari ruki ke makamnya?
Siapa tau kan dia ada di sana” saran kai kemudian, sebenarnya sih Cuma modus kai aja agar reita bisa segera enyah dari kamarnya dan dia bisa tidur dengan nyenyak *XD*

“benar juga…
Kau jenius juga ternyata kempot” ucap  reita kemudian menghilang dibalik dinding kamar kai

“kau itu arwah pesek baka!” umpat kai entah pada siapa ambil nendang tembok kamarnya yang tak berdosa itu




^v^v^v^v^^v^v^v^v^



     Seperti dugaan kai, benar saja arwah  ruki sedang duduk  disamping makamnya. Entahlah tangisnya terdengar sangat memilukan dan menakutkan jika manusia bisa mendengarnya.
Ia menangisi arwahnya yang seperti terombang-ambing antara langit dan bumi. Kenapa ia tidak di terima ‘diatas sana’

“ruki…” panggil reita

“…..” hanya isakan lirih yang terdengar kali ini, reita beralih kedepan ruki. Miris sekali melihat arwah manis ini yang menangis diatas makamnya sendiri

“pergilah” ucaap ruki lirih disela isakannya

“tidak,
Kita akan terus bersama
Aku tidak akan meninggalkan mu disini sendirian”

“hiks…. aku ingin ‘pulang’….
Kenapa kami-sama tidak menerima kita rei?” tangis ruki kembali pecah
Spontan reita memeluk tubuh ruki

“sabarlah,
Mungkin belum saatnya” reita mengelus puncak kepala ruki

“tapi sampai kapan?
Aku juga tidak mau gentayangan disini terus”isak ruki
Reita melepas pelukannya dan menghapus air mata ruki dan mengecup kening ruki, seperti hal yang pernah dilakukan ruki untuknya
Blusss….. ruki memerah

“jangan sedih lagi,
Sampai kapan pun kita ada didunia ini, kita akan terus bersama.
Jangan menghilang seperti ini lagi ya…
Kau membuatku khawatir,
Aku sayang padamu ruki” reita memeluk  ruki lagi dan tentu saja si chibi itu jadi salah tingkah sendiri. Karna sepertinya ruki juga punya perasaan yang sama pada reita.
Mereka berdua tidak sadar jika sesuatu sudah terjadi pada roh mereka.
Setelah melepas pelukannya barulah keduanya kaget,
Pakaian mereka berubah jadi serba putih, wajah bercahaya dan yang membuat mereka takjub adalah sekarang mereka punya sepasang sayap berwarna putih di balik punggung mereka.

“kalian bisa ‘pulang’ sekarang, semuanya sudah selesai” ucap suara yang berasal dari langit yang terdengar menggema, disusul dengan sebuah sinar yang menyinari mereka

“jadi inikah urusan kita yang belum selesai ru?
Kita jadi kita hanya harus menemukan cinta sejati kita” reita mengelus pipi ruki

“apa kita akan berpisah rei?” Tanya ruki takut

“tidak, mungkin kita hanya sampai di sini, tapi pasti di kehidupan ke-2 nanti kita akan bertemu lagi, karna kau adalah cinta sejati ku ruki” reita memeluk sosok yang mulai dicintainya itu

“aishiteru ruki…..
Mata ne…” lirih reita

“aishiteru mo reita”


     Dan kedua makhluk astral itu, menghilang tersedot cahaya yang menyilaukan itu….
Urusan mereka telah selesai…..




^v^v^v^v^^v^v^v^v^




“kai, kami sudah tenang sekarang, terimakasih sudah membantu kami, masalah yang membuat kami tidak tenang ternyata karna kami berdua belum menemukan cinta sejati kami….
Sekali lagi terimakasih kai dan sayonara….~” ucap sosok reita yang menggandeng ruki disebelahnya

“hah…~
m-mimpi? Ucap kai terbangun dari tidurnya tapi pada akhirnya kai tersenyum
“syukurlah kalian sudah tenang, semoga kalian bahagia ‘disana’ ”




^v^v^v^v^^v^v^v^v^




     Angin musim semi menerpa wajah dua pemuda yang tampak dengan khusuk berdoa di depan dua makam yang bersebelahan.

“sebenarnya ini makam siapa kai?” Tanya pemuda pirang berperawakan manis itu setelah selesai berdoa.

“teman-teman ku…
Walau Cuma sebentar.
Kau tau pon, ternyata ini yang disebut takdir, meski dalam bentuk roh pun, kau tetap akan bertemu cinta sejati mu”kai tersenyum memandangi dua makam didepannya yang disana tertulis  nama  Matsumoto Ruki dan yang disebelahnya Suzuki Reita
Ini tempat peristirahatan jasad reita dan ruki beserta seluruh korban pesawat yang mereka tumpangi.
“sekarang ayo kita pulang” kai menggandeng tangan pemuda manis yang tadi di panggilnya pon itu.


    Tak jauh dari mereka, dua makhluk transparan tersenyum melihat kai dan pon kekasihnya, kedua makhluk itu adalah reita dan ruki dalam wujud yang indah. Kai melambaikan tangannya sambil tersenyum pada reita dan ruki  meski tidak membalikkan badannya
Dan seiring dengan berterbangannya kelopak bunga sakura di tengah pemakaman itu dua makhluk transparan itu menghilang…..



OWARI….