Title: Sweet Creatur in the Bus.
Author: SpartaX RR
Rating: PG13
Pairing: AoixUru and ReitaxRuki
Fandom: The gazette and manymore
Disclaimer: Fanfic ini murni hasil karya yang
saia lahirkan(?) selama bersemedi di kamar tjintah.
hak cipta di lindungi oleh tuhan yang maha
esa.
note: ini fanfic gaje.....XD
......Douzo......
Kriiiiiiiiiiing…
Terdengar suara alaram yang berisik di pagi hari
yang indah memenuhi kamar seorang seorang cowo yang setelah diselidiki oleh author benama Aoi.
"haish…
apaan sech! ganggu orang lagi mimpi indah
aja"
Aoi menggapai jam weker berbentuk ikan gurame
itu dan menatapnya dengan 1/2nyawa yang baru terkumpul.
Setelah berbengong-bengong ria dan sedikit kriyep kriyep gaje…
"UAPA!!!
Omegot gw telat" pekik aoi dengan kesadaran penuh. ia
langsung turun
dari ranjang tertjintahnya, lari pasang seragam sekolahnya tanpa mandi,
apalagi gosok gigi. *author: ternyata aoi itu orang yang jorok saudara-saudari…#di
tendang aoi ke jurang*
Dengan tergesa-gesa aoi langsung tancap gas ke ruang tamu.
"yuu, nga sarapan dulu?" tanya
hizaki yang tak lain adalah ibu aoi
Yuu itu
panggilan kesayangan hizaki untuk aoi
"Nga sempat kaa-san, aku udah keburu telat nih" aoi
buru-buru buka pintu rumahnya.
"tapi yuu"
"Apaan lagi sech kaa-san?" aoi dengan sangat tidak iklas
balik badan lagi dan melihat pada ibunya
"itu… masak ke sekolah nga pake celana?" hiza
nunjuk bagian bawah aoi. *gya~ pengen liat* XDD
Aoi pun nengok ke bawah
"astaga!" spontan aoi langsung nutupin bagian bawahnya yang cuma di
tutupin sama daleman doing, pantes dia ngerasa adem bener dari tadi dan aoi pun
langsung kabur lagi ke kamarnya, sementara hizaki cuma
senyam senyum dan geleng-geleng kepala liat kelakuan anaknya yang rada gendeng
itu.
Setelah yakin kalau kostumnya lengkap aoi pamit lagi pada hizaki.
ia segera menuju hatle bis
"buju buneng, bus nya mana nech! nga tau
apa kalo orang lagi
buru-buru" aoi garuk-garuk kepala frustasi sambil berkali kali liatin ujung jalan yang sepi tak ada
tanda-tanda dari angkutan umum itu
"mana jam pertama kamijo sensei yang galaknya minta ampun lagi…" aoi mulai menghayal
bakal kena amukan seperti apalagi dari kamijo. lagi nelamun ria, bus yang di
tunggu lewat dengan indahnya.
Aoi yang baru
sadar dari lamunannya langsung shoxx ngeliat bus nya udah jalan ngelewatin dia,
dan dengan kecepatan yang
kayaknya mau nyaingin motor
balabnya valentino aoi mengejar bis itu, dan akhirnya berkat ketekunannya[?] mengejar bi situ,
dia bisa juga naik. Dengan nafas yang terengah-engah aoi memilih kusi di posisi faforitenya
yaitu bagian paling belakang dari bus yang hanya berpenumpang 5 orang termasuk
supirnya.
Sedang asyik-asik menenangkan diri setelah kegiatan olah raga
paginya barusan itu,
mata aoi
langsung berbinar menatap seorang makhluk yang tengah
duduk di barisan ke-3 dari nya itu tengah menengok keluar jendela.
kulitnya putih, surainyablondenya yang sewarna madu, dan mata hazel yang terlihat sendu.
ah… inikah yang namanya cinta pada pandangan pertama?
kulitnya putih, surainyablondenya yang sewarna madu, dan mata hazel yang terlihat sendu.
ah… inikah yang namanya cinta pada pandangan pertama?
"cantik…"
Batin aoi sambil terus menatap makhluk itu tanpa berkedip.
Saking
seriusnya natap makhluk itu tak terasa aoi telah sampai di halte depan
sekolahnya.
Aoi hanya bisa menghela nafas berat karna
harus berpisah dengan si cantik
pemikat hatinya itu.
Aoi turun dari bus dan menatap bus itu sampai
hilang dari pandangan nya dengan senyuman di bibir
guramenya itu. *di sepak aoi*
"telat...!!!" pekik aoi kembali teringat akan amukan kamijo
sensei.
aoi mulai berlari lagi menuju kelasnya.
Aoi sampai di kelasnya dengan terengah-engah
lagi
"lha tumben datang pagi-pagi gini?"
tanya teman sebangkunya yang
berdimple bernama kai itu
"apa lu bilang, pagi?! bukannya gw udah
telat ya?" aoi malah balik bertanya
"telat apanya? liat tuh jam, masih 1/4jam
lagi baru belnya bunyi" ucap teman lainnya yang berbadan mini bernama ruki
itu sambil menunjuk jam yang nongkrong di depan kelas
"apa??!" aoi syock dan langsung
lemes tak berdaya di atas kursinya. "berarti jam weker sialan itu rusak donk! udah cape-cape
lari-lari kesini taunya…
usaha gw sia-sia saja" aoi berasa
nyawanya keluar dai tubuhnya
"mestinya bersukur donk! berkat weker lu
yang rusak lu kaga bakal di amuk ama kamijo yang kaya buto ijo itu *di geplak
kamijo* ucap kai geleng-geleng liat aoi yg ngomel-ngomel kaya mak-mak nga dapat
diskon
"betul juga sech, berkat itu juga gw nemu makluk cakep banget!" aoi menghayal
tentang makhluk yang
di jumpainya tadi
"hah? siapa? cewe ato cowo?" tanya
ruki bersemangat dan
bertubi-tubi
"apaan sich ru, pake nanya cewe ato cowo
segala!"
ucap kai
"ya sapa tau aja aoi terjangkit virus
MAHO" ruki
ngekek ala mak lampir
"udah, napa jadi kalian yang ribut? biarlah semua
tentang nya cukup gw aja yang
tau" aoi mulai belgu
"eh tong, napa lu diem aja? perasaan yang
di plaster idung lu dah, napa jadi mulut lu yang diam?" tanya
aoi pada reita teman lainnya
yang
duduk di sebelah ruki
"tong, tong lu pikir gw tong
sampah!" akhirnya reita memperdendangkan(?) suara nya
“iya lu
emang kayak tong samapah!
bau…!” kai ngejek
“lagian lu orang lagi ngomong lu cuma diem sambil melongo" ucap kai menambahi
bau…!” kai ngejek
“lagian lu orang lagi ngomong lu cuma diem sambil melongo" ucap kai menambahi
"gw lagi mikir sesuatu nech!" jawab
reita seadanya
"tumben lu mikir, gw kira selama ini lu
kaga punya pikiran" ucap ruki nyindir makhluk bepenutup hidung itu
aoi dan kai ngikut ketawa doang
aoi dan kai ngikut ketawa doang
"mang lu mikir apa?" tanya kai
"ini masalah yang sangat rumit, udah
gw teliti selama sebulan tapi nga nemu hasilnya" ucap reita dengan tampang
yang dibuat seserius mungkin.
"masalah apa sech rei? kok serius amat ampe
sebulan gitu? tanya kai penasaran
"gw lagi mikir, muka lu kok manis banget si ru? Lu itu sebenernya cowok apa cewek sih?"
ucap reita dengan tampang inocentnya
GUBRAK!!! ke-3 temanya jatuh tak
berdaya
"gaya lu kaya yang mikirin masalah super
berat dan
penting ampe serius banget! Eh…
taunya cuma gara-gara si ruki.." aoi memberi reita slap secara cuma-cuma
“ngeraguin gender si ruki? Lah bukannya kita itu sering ya mandi bareng dan punya kita sama kan” skarang kai yang menslap reita
“ngeraguin gender si ruki? Lah bukannya kita itu sering ya mandi bareng dan punya kita sama kan” skarang kai yang menslap reita
"abis gw penasaran gur!" ucap reita
masi dengan tampang inocent nya, nga nyadar kalaw ruki udah bersemu merah kaya tomat busuk
" jangan-jangan lu operasi plastic ya ru ?"
tanya reita santai
"we... enak aja lu! mang lu pikir gw banci yang suka oplas kayak orang-orang negri tetangga itu...!!!"
ruki yang
tadi malu, berubah galak
dan menarik-narik jambul reita
"lu nga banci kok ru, tapi uke"
ucap kai kemudian ia tertawa
"uke?? lu tuh uke yutaka! dasar
kempot!!!" ruki mejitak kai
"hm… tp ini bau apaan ya?" tanya ruki
mengendus sana sini.
"aoi pasti lu nga mandi lagi ya???"
pekik ruki menutup hidungnya, sedang yang di tanya suma cengengesan gaje
"waw~ idung mu tajam amat ru, ampe tau
kalo si awo belon mandi"
ucap kai dengan mata berbinar kagum
"iya donk! idung gw pan nga kaya idung dia tuh dari
jaman pir'aun di tutupin terus…"
ruki ngelirik reita yang mulai
ngeluarin asep di kepalanya
Sayang
nya sebelum reita berhasil menumpahkan(?) kemarahanya kamijo sensei masuk ke
dalam kelas. Terpaksa reita mengurungkan niatnya dan menyumpahi gurunya yang mirip pampir itu dalam hatinya.
sementara ruki cuma senyam senyum mengejek
reita.
Sejak pertemuannya
dengan makhluk manis itu, sekarang aoi punya aktifitas baru yaitu
bangun pagi-pagi dan menungguin
bus dan dia ngeliatin dulu isi busnya baru setelah dia ngeliat si
cantik itu baru dia naik. anehnya orang yang dikagumi aoi masih
ada di sana di tempat itu tak menghiraukan tatapan aoi yang begitu intens
padanya.
hari ini setelah
memberanikan diri aoi berencana mengajak orang itu bicara.
"maaf,boleh aku
duduk di sini?" aoi menunjuk bangku di
sebelah nya, orang itu hanya menganggukan
kepala tanpa melihat pada
aoi
"aku aoi, boleh tau
siapa nama mu?" tanya aoi hati-hati
"shima…"
ucap makhluk yang ternyata bernama shima
itu datar setelah memperhatikan aoi dengan tatapan anehnya
"ternyata
laki-laki" batin aoi
"senang
berberkenalan dengan mu shima" ucap aoi yang
kini tengah berbunga-bunga karna telah mendengar suara dari orang
yang ia sukai, meski pun dia laki-laki
tapi
aoi tidak
begitu peduli.
Tidak terasa bus
itu telah berhenti di depan sekolah aoi, dengan berat hati aoi bangkit dari
kursi itu.
"shima aku duluan
ya,,," ucap aoi pada
shima, sementara yang diajak bicara hanya menganggukan kepala kecil
~~~~~~~~~~~~~~
Sekarang aoi
telah duduk manis di kursinya di dalam kelas dengan senyum-senyum nga jelas dan
sedit bersenandung...
"st,,,dia
kenapa?" tanya ruki berbisik pada
kai yang duduk di sebelah aoi
"nga tau...
gilanya kumat kali"
ucap kai berbisik juga
"kaya nya
gurame lagi polling in lope dah"
tambah reita ikutan bisik-bisik juga
"awo, lu lagi
naksir siapa?" tanya ruki menepuk bahu aoi, membuat aoi sadar dari
lamunannya
"hah?" ucap
aoi kaget
"nga lagi suka
sama siapa-siapa kok" dusta aoi
padahal mukanya udah merah
"masa? tp kok
muka lu merah gitu..." goda reita
"hehehehe keliatan
yach" aoi malu-malu gurame
"iya, gw kaya nya
jatuh cinta ama shima"
"SHIMA???"
ucap ruki, reita dan kai kompak dengan wajah bingung
"itu loh yang
beberapa waktu lalu gw ceritain"
"dia itu cewe apa
cowo?" tanya ruki antusias
"jaelah ruki
pertanyaan lu dari
kemarin itu itu mulu, nga mutu banget dah,,," ucap reita sinis
"nga penting dia
cewe apa cowo yang pasti gw suka dia" ucap aoi dengan semangat membara
"cinta itu
buta....~" ucap kai belagak kaya sastrawan, yang
mau mulai baca puisi dan dengan gratis mendapat slap dari
reita dan ruki
~~~~~~~~~~~~~~~~
Setelah cukup lama aoi
duduk di sebelah shima, hari ini ia bertekat untuk memberi tahi shima perasaan
nya.
"shima, aku ingin
jujur kalau aku suka kamu" ucap aoi dengan jantung hampir meledak *lebe
dach*
"...."
"kau tak perlu
menjawab sekarang, pikirkan saja dulu, aku akan menunggu dengan sabar apapun
jawaban mu"ucap aoi cepat karna di liatnya bus yang
di tumpanginya telah sampai di depan halte sekolahnya
Dengan wajah
berseri aoi memasuki kelasnya yg di sambut tatapan penuh tanya dari ketiga
teman nya…
"makin lama makin
sarap aja si awo"ucap reita santai dan menyandarkan kepala nya ke bahu
ruki, membuat si chuby itu bersemu merah
"ih... apaan seh
lu" ucap ruki memukul kepala reita, otomatis reita menjauh darinya
"sakit tau
bantet!" reita mengelus-ngelus kepalanya
"awo lu kenapa
lagi?" tanya ruki perhatian dan nyuekin reita yang tengah mengomel
"ruki…
tadi
gw udah bilang ke shima tentang perasaan gw" aoi langsung peluk ruki
"ikutan..."
kai pun ikut berpelukan dengan aoi dan ruki
"trus di terima nga
ama dia?" tanya kai setelah melepaskan pelukan teletubisnya
"belum…"
cengir aoi
"jiah,,,~
kirain di
terima..."ucap kai mulai duduk di kursinya
"kalo di terima
ajak kawin aja langsung wo" usul reita seenak jambulnya
"heh! awo masih
sekolah masak lu kasi saran kaya gitu" ruki memberi slap reita
"woy…
makhluk boncel!!
pala gw salah apa dari
tadi lu pukul mulu!
lama-lama bisa bego
gw..." lagi-lagi reita mengelus kepalanya
"kau kan emang udah
bego dari orok nye..." cengir kai membuat aoi dan ruki tertawa
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Dengan
semangat 45 aoi menaiki bus favorite nya itu, namun
wajah nya berubah bingung ketika melihat kursi yang di duduki shima tak ada
penghuninya lagi seperti
biasa, membuat aoi mulai berfikir dari yang positif sampai yang negatif
Sudah 3
hari shima tak pernah lagi muncul di bus itu membuat aoi frustasi mau cari tapi
nga tau harus cari kemana.
"napa lagi lu
gurame?" tanya reita yg mulai kesal meliat aoi melamun menatap makananya
di kantin
"shima
ilang...." ucap aoi sedih
"apa???" kai
dan ruki kompak
"iya, sudah 3 hari
dia nga nongol-nongol lagi...
apa dia benci gw
gara-gara pernyataan gw waktu itu?" ucap aoi dengan muka makin di tekuk
"aduh~ yang tabah
ya awo" ucap ruki menepuk-nepuk bahu aoi
"dari pada
lu sedih terus, mending ntar kita cari kaset game baru..." tawar kai
"boleh
dah" ucap aoi lesu
Seperti yang
dikatakan kai tadi
disekolah, sekarang aoi menuju toko kaset
tempat ia dan kai berjanji bertemu. Namun di jalan aoi melihat seorang siswa
yang memakai seragam sama seperti shima.
"permisi... maaf
menggangu, aku aoi" aoi mengulurkan tangannya
"aku saga, ada apa
ya aoi?" saga membalas uluran tangan aoi
"begini, di sekolah
mu ada tidak yang bernama shima?"
tanya aoi to do point
"shima???"
ulang saga kaget
"kalo boleh tau apa
hubungan mu dengan shima?" tanya saga lagi
"hm... dia teman
ku" ucap aoi agak ragu dan menggaruk kepalanya yang tidak
gatal
"iya, di sekolah ku
ada yang bernama shima, malahan dia teman sekelas ku, tapi
menurut kabar yang ku dengar dia mengalami kecelakaan sewaktu menuju
sekolah" jelas saga panjang lebar
"apa???
kecelakaan???"
ulang aoi kaget
"kau yakin shima
yang kita bicarakan sama?" tanya aoi lagi memastikan
"orangnya yang ini
kan?" saga mengeluarkan selembar foto yang berisi wajah saga tersenyum
merangkul seseorang yang aoi kenal 'shima'...
"kapan dia
kecelakaan??? sekarang dia dimana???" tanya aoi yang mulai tak sanggup
menerima kenyataan
" kalau tidak salah
sebulan yang lalu, hm, menurut kabar nya
dia meninggal dan di makamkan di inggris oleh kedua orang tuanya"
jawaban dari saga barusan membuat aoi syock
bagaimana mungkin shima kecelakaan sebulan yang lalu? sedangkan ia bertemu
shima 3minggu ini?
Ini sungguh tidak masuk akal.
"aoi kau tidak
apa-apa?" tanya saga khawatir
"aku tidak apa-apa,
terimakasih sudah memberi tahu ku saga" ucap aoi memaksakan seulas
senyuman
"ya sama sama aoi,
kau yang tabah ya…
kalau begitu aku
duluan ya" ucap saga kemudian berlalu
Aoi yang masih syock
berdiri mematung di tempat itu, dengan air mata siap jatuh lagi. Bagaimana
tidak, cinta pertamanya
mungkin malah jatuh pada
seorang arwah seorang yang telah meninggal sebulan yang lalu...
"shima,
Aku
masih mencintai mu" ucap aoi lirih
Ruangan
serba putih itu dan berbau obat yang sangat menyengat, sesosok tubuh terbaring
lemah dan terlihat pucat itu menggerakan jari tangannya dan perlahan-lahan
membuka mata.
"aoi" panggil
bibir pucat itu pelan
"papa! anak kita
sadar" pekik seorang wanita di sertai deraian air mata
~~~~~~
Hari ini aoi
datang kesekolah dengan wajah pucat seperti yang belum di setrika seminggu.
"awo,,,! kenapa lu
kaga datang kemarin, gw udah nunggu ampe ubanan" cerca kai dengan tangan
bersilang di dadanya
"gomen kai…"
jawab aoi singkat duduk di kursinya
"awo, lu kenapa
lagi?" tanya ruki kuatir menghampiri meja kai dan aoi
"shima udah nga
ada..." ucap aoi dengan nada sedih
"maksud lu udah nga
ada apa?" reita mengerutkan alisnya bingung sekaligus
cemas
"ternyata orang
yang selama ini gw temuin adalah arwah" aoi tertunduk lemas
"uwo~
jadi
selama ini lu naksir setan donk!" pekik kai tak percaya dengan wajah
innocent
"kai!!!
lu apaan sech, ini bukan
waktu nya becanda" ruki menjitak kepala kai
"hahahahaha
rasain tuch" tawa
reita melihat penderitaan kai
"lu yang
sabar ya wo, mungkin bukan jodoh lu" ruki menepuk-nepuk bahu aoi
"baner tuh wo, masi
banyak cowo ato cewe yang mau sama lu" reita ikut-ikutan nepuk bahu aoi
"sankiu mina…"aoi
memeluk reita dan ruki
"woi~
ikutan...." kai
menghambur ke arah tiga temennya itu
~~~~~
Setahun kini telah
berlalu,
kini aoi, reita, ruki
dan kai telah duduk di kelas 3 tak banyak yang berubah dari mereka, masih sama
sama gaje.
seperti hari ini semua
murid tengah menunggu kamijo sensei yang
mirip vampir yang tak punya pri
kemanusiaan dan pri keadilan *plak*
pintu kelas di buka,
semua murid langsung masang tampang tegang
"ohayou murid-murid
ku yang manis" suara teru sensei wali kelas mereka memecah ketegangan
mereka, semua murid bernafas lega saat tau bukan kamijo yang masuk
"ohayou sensei yang
ganjen" jawab siswa nya yang bernama hiroto
melihatkan giginya yang bersinar dengan wajah
innocent *di tendang ama pon ke jurang*
sementara teru cuma
senyum-senyum melihat kelakuan anak muridnya
"sensei hari ini
membawa teman baru untuk kalian, dia pindahan dari inggris lho…"ucap
teru dengan ganjennya
"ayo masuk"
panggilnya pd seseorang yg ada di luar
lalu masuk lah seorang
cowo atau cewe author bingung nentuin gendernya *bletak*
"wo, liat noch ada
anak baru cakep banget"
reita menggoyang-goyangkan tubuh aoi yang dari tadi
sedang tidur
"udah biarin aja,
gw ngantuk abis maen game semalam" aoi masih memejamkan matanya
"liat dulu"
reita yang naek darah di kacangin,
menarik jambang aoi
"au…
Ittai…
pesek baka!!!" aoi berteriak kesakitan yang keras sampai semua temannya
memperhatikannya
"gomen mina…
" cengir aoi kaya orang bego menyadari ketololannya
Tanpa sengaja aoi
melihat ke depan kelas dan matanya bertemu dengan mata indah
milik si anak baru yang sekarang tersenyum padanya
~DEG~
"shima???" batin
aoi
"hy semuanya,
aku takashima uruha,
kalian bisa panggil aku uruha" ucap si murid baru bernama uruha itu
membungkukan badan
"uruchan, silahkan
duduk" suruh teru sensei menunjuk sebuah kursi kosong di sebelah meja
reita dan ruki
"nah anak-anak
terimakasih atas perhatian kalian, sensei panggilkan kamijo sensei dulu"
teru pun keluar dari kelas
~~~~~~~
"hy uru, gw reita
salam kenal yah" reita mengulurkan tanganya
"hy reita, salam
kenal juga"
uru membalas uluran tangan reita dan tersenyum manis
"kaya na reita suka
ama si uru" bisik kai pada aoi
Entah kenapa aoi merasa
hatinya panas mendengar ucapan kai barusan. Aoi berniat meninggalkan kelas, tapi
ia urungkan saat sang penjagal kamijo sensei masuk ke dalam kelas. mana
pake bawa pedang peninggalan sahabat seperjuangannya pula, jasmine you yang
telah tiada. membuat murid-murid semakin takut
"ohayou
anak-anak" sapa kamijo dengan tatapan pembunuh berdarah panas dingin
"ohayou
sensei" balas murid-murid nya kompak dengan wajah pucat
"eh,,, kau
siapa?" tanya kamijo pada uruha
"uruha sensei, dia
anak baru" ucap hiroto yang duduk di sebelah uruha
"aku tidak tanya pd
mu marmut monyong" kamijo memberikan tatapan pembunuhnya
"jadi
nama mu uruha?
nama yang cantik seperti
orangnya" kamijo masang tampang om-om mesum
"baiklah anak-anak
buka buku kalian, hari ini kita belajar operasi bilangan barbar" ucap
kamijo dengan PD nya
"he???
barbar??
pelajaran baru ya
sensei?" ucap tora
bingung sambil garuk pala
"bukanya aljabar
yak?
sensei nya
bego nih" sono berbisik pada tora
"apa kau
bilang?" kamijo mengasah pedang pusakanya dan mengarahkan pada
sono
"ampun sensei"
sono nyembah-nyembah kamijo
"okee, kali ini ku
maafkan tapi
lain kali,,,
tak ada ampun bagi
mu" kamijo menyimpan kembali pedangnya
"sensei yang satu
ini nga pantes banget
di tiru" kai bisik-bisik lagi
pada aoi
"diem aja, ntar
kita ikutan di sambit ama dia" bisik aoi balik
Baru saja kamijo
akan mulai pelajaran, bel istirahat berbunyi
"shit..."
umpat kamijo kemudian membereskan buku buku nya
semua muridnya menghela
nafas lega
Saat ini empat sekawan
orang-orang gaje itu tengah duduk di bawah pohon taman sekolah yang
ada di belang sekolah mereka,
terlihat ruki tengah
melahap beberapa snack dengan rakusnya ^^v
"ruki bagi
donk..." reita menadahkan tangannya dengan tampang melas
"mau??? beli donk!
nga punya duit?? curi
donk!" ucap ruki santai kemudian melanjutkam makan-makannya
reita mulai manyun
"oh ya rei, lu suka
ama uruha?" tanya kai
"iya donk, secara
dia manis baek hati pula,,,,
dikelas kita mana ada
yang cakep sexy kaya dia" ucap reita santai kaya di pantai nga peduli pada
ruki yang udah keselek dan batuk-batuk
"ruki, lu nga
apa-apa kan?" tanya kai kuatir
"nga apa-apa kok
kai, gw cabut duluan yach" ruki pun berlalu begitu saja
"ruki pasti patah
hati" ucap aoi tanpa menoleh pada kai dan reita
"patah
hati???" reita dan kai kompak
"mang
lu nga tau?
ruki pan naksir ama lu
pesek!!" aoi menoleh pada
reita yang bengong
"ruki suka ama
gw?" reita menunjuk dirinya sendiri tak percaya
"bukannya dia suka
ama lu?" tanya reita lagi
"he? pikiran dari
mana pula itu? lagian gw cuma cinta ama satu orang aja" aoi melamun dan
membayangkan shimanya
"hah! tunggu apa
lagi pesek! buruan susul ruki" kai menslap pala reita
"yaudah kalau
gitu, gw cari ruki dulu yach" reita kemudian pergi meninggalkan kai dan
aoi
~~~~
"sono, lu liat ruki
nga barusan?" tanya reita terengah-engah pada
sono yang duduk di lorong kelas
"ntah....
lu liat kaga tor?"
sono malah ngikut bertanya pada
teman nya
"kalo nga salah gw
liat dia naek tangga ke atap mungkin" jelas tora
"oh, sankiu
yak" reita kemudian berlalu ke atap
Benar saja reita
melihat ruki tengah duduk memeluk lututnya
"ruki" panggil
reita
"...."
"gw minta
maaf" reita kemudian berjongkok di depan ruki
"pergi" ucap
ruki datar
"gw nga akan pergi
sebelum lu maafin gw, gw cuma becanda tadi,
uru memang cantik tapi
lu jauh lebih imut dari dia" reita merayu ruki
"lu bohong"
teriak ruki
"gw
nga bohong ru, gw
pikir lu tuh sukanya ama
aoi, makanya gw muji uruha" jelas
reita, reita menghapus air mata ruki
"aoi??
lu
ini memang benar-benar baka yah! mana mungkin gw
suka aoi, gw kan suka ama
lu bego!" ucap ruki keceplosan
dengan wajah memerah
ruki menutup kedua mulutnya
"gw
juga
ruki" reita tersenyum pada
ruki
"benarkah?"
tanya ruki air matanya kembali berlinang,
ruki langsung memeluk
reita mengakibatkan reita jatuh kebelakang dangan
posisi ruki di atasnya
"hey...
ini posisinya salah! kenapa
malah lu yang
di atas? Lu itu uke gw
kan??" reita meletakan telunjuknya di hidung ruki
sepertinya ruki tidak
peduli pada
omongan reita, entah dapat keberanian dari mana ruki menempelkan bibir
mungilnya ke bibir reita
kemudian memeluk reita
lagi
"gw
suka ama lu reita" ucap ruki di telinga reita
"gw
juga
rukiku" reita mengelus kepala ruki
~~~~~
"aoi" ucap
suara lembut itu
"uruha"
panggil kai kaget
"bisa aku bicara
dengan aoi sebentar?" uruha menatap kai
"oh...
tentu, aoi gw cabut
duluan yach" kai meninggalkan aoi dan uruha
"dari mana kau
tau nama ku?
rasanya aku belum
memperkenalkan diri pada
mu" tanya aoi bingung
uruha menghela nafas
pelan "kau sudah memperkenalkan diri pada
ku setahun lalu aoi"
"setahun
lalu??" aoi makin bingung
"aku shima
aoi" ucap uruha membuat aoi kaget 1/2 mati
"dari mana kau tau
shima?
dan kau bukan shima kau
uruha" bantah
aoi
"aku dan shima
adalah orang yang sama aoi" uruha menatap aoi agar aoi percaya
"ini tidak mungkin
shima sudah..."
"meninggal maksud
mu?" potong uruha
aoi menundukan
kepalanya, tidak di pungkiri uruha dan shima sangat mirip *yaiyalah =_="*
hanya saja uruha tidak
sepucat shima
"tapi bagaimana
mungkin?" tanya aoi frustasi
"Sebenarnya waktu
aku kecelakaan, aku tidak meninggal hanya saja koma, dan orang tua ku membawa
ku berobat ke inggris" jelas uruha
"tapi kata teman mu
kau sudah meninggal"
"aku pun tak tau
kenapa kabar itu bisa tersebar, mungkin juga
karna orang tua ku tidak memberi penjelasan pada
sekolah ku yang lama" tambah uru
"lalu kenapa kau ada
di bus itu?" tanya aoi lagi
"aku juga
tidak tau, waktu itu aku binggung kenapa orang-orang tidak bisa melihatku,
sebelum akirnya kau datang" cerita uru dengan air mata mulai membasahi
pipinya membuat aoi reflek menghapusnya
"aku bisa sadar
dari koma ku karna harapan mu aoi, maaf membuat mu menderita dan menunggu
lama" air mata itu semakin banyak menetes
"kau tidak salah
apa-apa" aoi tersenyum pada
uruha
"masih kah kau
menyukai ku?" tanya uruha menatap mata aoi
"selamanya"
ucap aoi yakin dan mengacak-ngacak rambut uruha
"aku juga
menyukaimu aoi" uruha memeluk aoi erat
"sudahlah jangan
menangis lagi, kau jadi
terlihat jelek kalau menangis" aoi melepas pelukannya
"jadi
sekarang aku harus memanggil mu apa?
shima, atau uruha"
cengir aoi jail
"terserah kau
saja" uru menyandar di bahu aoi
"kalau begitu
urupaha saja" canda aoi kemudian
menempatkan ciuman di
bibir uruha, dan uruha membalasnya
~~~~~~~~~
"huh.... reita
sudah sama ruki,
aoi jaga sudah sama
uruha,,, lalu aku???" ucap kai yang tengah berdiri di jendela kelasnya
melihat aoi yang mencium uruha
"nasib deh..."
dengus kai kemudian duduk di kursinya.
Hanya menunggu waktu kai…
Hanya menunggu waktu… XDD
~Owari~