j

Kamis, 19 Juni 2014

[FF] Sweet Creatur in the Bus

Title: Sweet Creatur in the Bus.

Author: SpartaX RR
Rating: PG13

Pairing: AoixUru and ReitaxRuki

Fandom: The gazette and manymore

Disclaimer: Fanfic ini murni hasil karya yang saia lahirkan(?) selama bersemedi di kamar tjintah.
hak cipta di lindungi oleh tuhan yang maha esa.

 note: ini fanfic gaje.....XD




......Douzo......





   Kriiiiiiiiiiing
Terdengar suara alaram yang berisik di pagi hari yang indah memenuhi kamar seorang seorang cowo yang setelah diselidiki oleh author benama Aoi.

"haish
apaan sech! ganggu orang lagi mimpi indah aja"
Aoi menggapai jam weker berbentuk ikan gurame itu dan menatapnya dengan 1/2nyawa yang baru terkumpul.

  Setelah berbengong-bengong ria dan sedikit kriyep kriyep gaje…


"UAPA!!!
Omegot gw telat" pekik aoi dengan kesadaran penuh. ia langsung turun dari ranjang tertjintahnya, lari pasang seragam sekolahnya tanpa mandi, apalagi gosok gigi. *author: ternyata aoi itu orang yang jorok saudara-saudari…#di tendang aoi ke jurang*
Dengan tergesa-gesa aoi langsung tancap gas ke ruang tamu.

"yuu, nga sarapan dulu?" tanya hizaki yang tak lain adalah ibu aoi
Yuu itu panggilan kesayangan hizaki untuk aoi

"Nga sempat kaa-san, aku udah keburu telat nih" aoi buru-buru buka pintu rumahnya.

"tapi yuu"

"Apaan lagi sech kaa-san?" aoi dengan sangat tidak iklas balik badan lagi dan melihat pada ibunya

"itu masak ke sekolah nga pake celana?" hiza nunjuk bagian bawah aoi. *gya~ pengen liat* XDD

 Aoi pun nengok ke bawah
"astaga!" spontan aoi langsung nutupin bagian bawahnya yang cuma di tutupin sama daleman doing, pantes dia ngerasa adem bener dari tadi dan aoi pun langsung kabur lagi ke kamarnya, sementara hizaki cuma senyam senyum dan geleng-geleng kepala liat kelakuan anaknya yang rada gendeng itu.

            Setelah yakin kalau kostumnya lengkap aoi pamit lagi pada hizaki.
ia segera menuju hatle bis

"buju buneng, bus nya mana nech! nga tau apa kalo orang lagi buru-buru" aoi garuk-garuk kepala frustasi sambil berkali kali liatin ujung jalan yang sepi tak ada tanda-tanda dari angkutan umum itu
"mana jam pertama kamijo sensei yang galaknya minta ampun lagi…" aoi mulai menghayal bakal kena amukan seperti apalagi dari kamijo. lagi nelamun ria, bus yang di tunggu lewat dengan indahnya.

            Aoi yang baru sadar dari lamunannya langsung shoxx ngeliat bus nya udah jalan ngelewatin dia, dan dengan kecepatan yang kayaknya mau nyaingin motor balabnya valentino aoi mengejar bis itu, dan akhirnya berkat ketekunannya[?] mengejar bi situ, dia bisa juga naik. Dengan nafas yang terengah-engah aoi memilih kusi di posisi faforitenya yaitu bagian paling belakang dari bus yang hanya berpenumpang 5 orang termasuk supirnya.
Sedang asyik-asik menenangkan diri setelah kegiatan olah raga paginya barusan itu, mata aoi langsung berbinar menatap seorang makhluk yang tengah duduk di barisan ke-3 dari nya itu tengah menengok keluar jendela.
kulitnya putih, surainyablondenya yang sewarna madu, dan mata hazel yang terlihat sendu.
ah… inikah yang namanya cinta pada pandangan pertama?

"cantik"
Batin aoi sambil terus menatap makhluk itu tanpa berkedip.

            Saking seriusnya natap makhluk itu tak terasa aoi telah sampai di halte depan sekolahnya.
Aoi hanya bisa menghela nafas berat karna harus berpisah dengan si cantik pemikat hatinya itu.
Aoi turun dari bus dan menatap bus itu sampai hilang dari pandangan nya dengan senyuman di bibir guramenya itu. *di sepak aoi*

"telat...!!!" pekik aoi kembali teringat akan amukan kamijo sensei.
aoi mulai berlari lagi menuju kelasnya.

  Aoi sampai di kelasnya dengan terengah-engah lagi
"lha tumben datang pagi-pagi gini?" tanya teman sebangkunya yang berdimple bernama kai itu

"apa lu bilang, pagi?! bukannya gw udah telat ya?" aoi malah balik bertanya

"telat apanya? liat tuh jam, masih 1/4jam lagi baru belnya bunyi" ucap teman lainnya yang berbadan mini bernama ruki itu sambil menunjuk jam yang nongkrong di depan kelas

"apa??!" aoi syock dan langsung lemes tak berdaya di atas kursinya. "berarti jam weker sialan itu rusak donk! udah cape-cape lari-lari kesini taunya usaha gw sia-sia saja" aoi berasa nyawanya keluar dai tubuhnya

"mestinya bersukur donk! berkat weker lu yang rusak lu kaga bakal di amuk ama kamijo yang kaya buto ijo itu *di geplak kamijo* ucap kai geleng-geleng liat aoi yg ngomel-ngomel kaya mak-mak nga dapat diskon

"betul juga sech, berkat itu juga gw nemu makluk cakep banget!" aoi menghayal tentang makhluk yang di jumpainya tadi

"hah? siapa? cewe ato cowo?" tanya ruki bersemangat dan bertubi-tubi

"apaan sich ru, pake nanya cewe ato cowo segala!" ucap kai

"ya sapa tau aja aoi terjangkit virus MAHO" ruki ngekek ala mak lampir

"udah, napa jadi kalian yang ribut? biarlah semua tentang nya cukup gw aja yang tau" aoi mulai belgu

"eh tong, napa lu diem aja? perasaan yang di plaster idung lu dah, napa jadi mulut lu yang diam?" tanya aoi pada reita teman lainnya yang duduk di sebelah ruki

"tong, tong lu pikir gw tong sampah!" akhirnya reita memperdendangkan(?) suara nya

“iya lu emang kayak tong samapah!
bau…!” kai ngejek
“lagian
lu orang lagi ngomong lu cuma diem sambil melongo" ucap kai menambahi

"gw lagi mikir sesuatu nech!" jawab reita seadanya

"tumben lu mikir, gw kira selama ini lu kaga punya pikiran" ucap ruki nyindir makhluk bepenutup hidung itu
aoi dan kai ngikut ketawa doang

"mang lu mikir apa?" tanya kai

"ini masalah yang sangat rumit, udah gw teliti selama sebulan tapi nga nemu hasilnya" ucap reita dengan tampang yang dibuat seserius mungkin.

"masalah apa sech rei? kok serius amat ampe sebulan gitu? tanya kai penasaran

"gw lagi mikir, muka lu kok manis banget si ru? Lu itu sebenernya cowok apa cewek sih?" ucap reita dengan tampang inocentnya

  GUBRAK!!! ke-3 temanya jatuh tak berdaya

"gaya lu kaya yang mikirin masalah super berat dan penting ampe serius banget! Eh taunya cuma gara-gara si ruki.." aoi memberi reita slap secara cuma-cuma

“ngeraguin gender si ruki? Lah bukannya kita itu sering ya mandi bareng dan punya kita sama kan” skarang kai yang menslap reita

"abis gw penasaran gur!" ucap reita masi dengan tampang inocent nya, nga nyadar kalaw ruki udah bersemu merah kaya tomat busuk
" jangan-jangan lu operasi plastic ya ru  ?" tanya reita santai

"we... enak aja lu! mang lu pikir gw banci yang suka oplas kayak orang-orang negri tetangga itu...!!!" ruki yang tadi malu, berubah galak dan menarik-narik jambul reita

"lu nga banci kok ru, tapi uke" ucap kai kemudian ia tertawa

"uke?? lu tuh uke yutaka! dasar kempot!!!" ruki mejitak kai
"hm tp ini bau apaan ya?" tanya ruki mengendus sana sini.
"aoi pasti lu nga mandi lagi ya???" pekik ruki menutup hidungnya, sedang yang di tanya suma cengengesan gaje

"waw~ idung mu tajam amat ru, ampe tau kalo si awo belon mandi" ucap kai dengan mata berbinar kagum

"iya donk! idung gw pan nga kaya idung dia tuh dari jaman pir'aun di tutupin terus" ruki ngelirik reita yang mulai ngeluarin asep di kepalanya

            Sayang nya sebelum reita berhasil menumpahkan(?) kemarahanya kamijo sensei masuk ke dalam kelas. Terpaksa reita mengurungkan niatnya dan menyumpahi gurunya yang mirip pampir itu dalam hatinya.
sementara ruki cuma senyam senyum mengejek reita.
            Sejak pertemuannya dengan makhluk manis itu, sekarang aoi punya aktifitas baru yaitu bangun pagi-pagi dan menungguin bus dan dia ngeliatin dulu isi busnya baru setelah dia ngeliat si cantik itu baru dia naik. anehnya orang yang dikagumi aoi masih ada di sana di tempat itu tak menghiraukan tatapan aoi yang begitu intens padanya.
hari ini setelah memberanikan diri aoi berencana mengajak orang itu bicara.
                                                                                      

"maaf,boleh aku duduk di sini?" aoi menunjuk bangku di sebelah nya, orang itu hanya menganggukan kepala tanpa melihat pada aoi
"aku aoi, boleh tau siapa nama mu?" tanya aoi hati-hati

"shima" ucap makhluk yang ternyata bernama shima itu datar setelah memperhatikan aoi dengan tatapan anehnya

"ternyata laki-laki" batin aoi
"senang berberkenalan dengan mu shima" ucap aoi yang kini tengah berbunga-bunga karna telah mendengar suara dari orang yang ia sukai, meski pun dia laki-laki tapi aoi tidak begitu peduli.


  Tidak terasa bus itu telah berhenti di depan sekolah aoi, dengan berat hati aoi bangkit dari kursi itu.

"shima aku duluan ya,,," ucap aoi pada shima, sementara yang diajak bicara hanya menganggukan kepala kecil


~~~~~~~~~~~~~~


  Sekarang aoi telah duduk manis di kursinya di dalam kelas dengan senyum-senyum nga jelas dan sedit bersenandung...

"st,,,dia kenapa?" tanya ruki berbisik pada kai yang duduk di sebelah aoi

"nga tau...
gilanya kumat kali" ucap kai berbisik juga

"kaya nya gurame lagi polling in lope dah" tambah reita ikutan bisik-bisik juga

"awo, lu lagi naksir siapa?" tanya ruki menepuk bahu aoi, membuat aoi sadar dari lamunannya

"hah?" ucap aoi kaget
"nga lagi suka sama siapa-siapa kok" dusta aoi padahal mukanya udah merah

"masa? tp kok muka lu merah gitu..." goda reita

"hehehehe keliatan yach" aoi malu-malu gurame
"iya, gw kaya nya jatuh cinta ama shima"

"SHIMA???" ucap ruki, reita dan kai kompak dengan wajah bingung

"itu loh yang beberapa waktu lalu gw ceritain"

"dia itu cewe apa cowo?" tanya ruki antusias

"jaelah ruki pertanyaan lu dari kemarin itu itu mulu, nga mutu banget dah,,," ucap reita sinis

"nga penting dia cewe apa cowo yang pasti gw suka dia" ucap aoi dengan semangat membara

"cinta itu buta....~" ucap kai belagak kaya sastrawan, yang mau mulai baca puisi dan dengan gratis mendapat slap dari reita dan ruki


~~~~~~~~~~~~~~~~


            Setelah cukup lama aoi duduk di sebelah shima, hari ini ia bertekat untuk memberi tahi shima perasaan nya.

"shima, aku ingin jujur kalau aku suka kamu" ucap aoi dengan jantung hampir meledak *lebe dach*

"...."

"kau tak perlu menjawab sekarang, pikirkan saja dulu, aku akan menunggu dengan sabar apapun jawaban mu"ucap aoi cepat karna di liatnya bus yang di tumpanginya telah sampai di depan halte sekolahnya


  Dengan wajah berseri aoi memasuki kelasnya yg di sambut tatapan penuh tanya dari ketiga teman nya


"makin lama makin sarap aja si awo"ucap reita santai dan menyandarkan kepala nya ke bahu ruki, membuat si chuby itu bersemu merah

"ih... apaan seh lu" ucap ruki memukul kepala reita, otomatis reita menjauh darinya

"sakit tau bantet!" reita mengelus-ngelus kepalanya

"awo lu kenapa lagi?" tanya ruki perhatian dan nyuekin reita yang tengah mengomel

"ruki tadi gw udah bilang ke shima tentang perasaan gw" aoi langsung peluk ruki

"ikutan..." kai pun ikut berpelukan dengan aoi dan ruki

"trus di terima nga ama dia?" tanya kai setelah melepaskan pelukan teletubisnya

"belum" cengir aoi

"jiah,,,~
kirain di terima..."ucap kai mulai duduk di kursinya

"kalo di terima ajak kawin aja langsung wo" usul reita seenak jambulnya

"heh! awo masih sekolah masak lu kasi saran kaya gitu" ruki memberi slap reita

"woy makhluk boncel!!
pala gw salah apa dari tadi lu pukul mulu!
lama-lama bisa bego gw..." lagi-lagi reita mengelus kepalanya

"kau kan emang udah bego dari orok nye..." cengir kai membuat aoi dan ruki tertawa


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


                 Dengan semangat 45 aoi menaiki bus favorite nya itu, namun wajah nya berubah bingung ketika melihat kursi yang di duduki shima tak ada penghuninya lagi seperti biasa, membuat aoi mulai berfikir dari yang positif sampai yang negatif
   Sudah 3 hari shima tak pernah lagi muncul di bus itu membuat aoi frustasi mau cari tapi nga tau harus cari kemana.

"napa lagi lu gurame?" tanya reita yg mulai kesal meliat aoi melamun menatap makananya di kantin

"shima ilang...." ucap aoi sedih

"apa???" kai dan ruki kompak

"iya, sudah 3 hari dia nga nongol-nongol lagi...
apa dia benci gw gara-gara pernyataan gw waktu itu?" ucap aoi dengan muka makin di tekuk

"aduh~ yang tabah ya awo" ucap ruki menepuk-nepuk bahu aoi

"dari pada lu sedih terus, mending ntar kita cari kaset game baru..." tawar kai

"boleh dah" ucap aoi lesu


            Seperti yang dikatakan kai tadi disekolah, sekarang aoi menuju toko kaset tempat ia dan kai berjanji bertemu. Namun di jalan aoi melihat seorang siswa yang memakai seragam sama seperti shima.

"permisi... maaf menggangu, aku aoi" aoi mengulurkan tangannya

"aku saga, ada apa ya aoi?" saga membalas uluran tangan aoi

"begini, di sekolah mu ada tidak yang bernama shima?" tanya aoi to do point

"shima???" ulang saga kaget

"kalo boleh tau apa hubungan mu dengan shima?" tanya saga lagi

"hm... dia teman ku" ucap aoi agak ragu dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal

"iya, di sekolah ku ada yang bernama shima, malahan dia teman sekelas ku, tapi menurut kabar yang ku dengar dia mengalami kecelakaan sewaktu menuju sekolah" jelas saga panjang lebar

"apa???
kecelakaan???" ulang aoi kaget
"kau yakin shima yang kita bicarakan sama?" tanya aoi lagi memastikan

"orangnya yang ini kan?" saga mengeluarkan selembar foto yang berisi wajah saga tersenyum merangkul seseorang yang aoi kenal 'shima'...
"kapan dia kecelakaan??? sekarang dia dimana???" tanya aoi yang mulai tak sanggup menerima kenyataan

" kalau tidak salah sebulan yang lalu, hm, menurut kabar nya dia meninggal dan di makamkan di inggris oleh kedua orang tuanya"
 jawaban dari saga barusan membuat aoi syock bagaimana mungkin shima kecelakaan sebulan yang lalu? sedangkan ia bertemu shima 3minggu ini?
Ini sungguh tidak masuk akal.


"aoi kau tidak apa-apa?" tanya saga khawatir

"aku tidak apa-apa, terimakasih sudah memberi tahu ku saga" ucap aoi memaksakan seulas senyuman

"ya sama sama aoi, kau yang tabah ya
kalau begitu aku duluan ya" ucap saga kemudian berlalu

Aoi yang masih syock berdiri mematung di tempat itu, dengan air mata siap jatuh lagi. Bagaimana tidak, cinta pertamanya mungkin malah jatuh pada seorang arwah seorang yang telah meninggal sebulan yang lalu...
"shima,
Aku masih mencintai mu" ucap aoi lirih

Ruangan serba putih itu dan berbau obat yang sangat menyengat, sesosok tubuh terbaring lemah dan terlihat pucat itu menggerakan jari tangannya dan perlahan-lahan membuka mata.

"aoi" panggil bibir pucat itu pelan

"papa! anak kita sadar" pekik seorang wanita di sertai deraian air mata


~~~~~~


  Hari ini aoi datang kesekolah dengan wajah pucat seperti yang belum di setrika seminggu.

"awo,,,! kenapa lu kaga datang kemarin, gw udah nunggu ampe ubanan" cerca kai dengan tangan bersilang di dadanya

"gomen kai" jawab aoi singkat duduk di kursinya

"awo, lu kenapa lagi?" tanya ruki kuatir menghampiri meja kai dan aoi

"shima udah nga ada..." ucap aoi dengan nada sedih

"maksud lu udah nga ada apa?" reita mengerutkan alisnya bingung sekaligus cemas

"ternyata orang yang selama ini gw temuin adalah arwah" aoi tertunduk lemas

"uwo~
jadi selama ini lu naksir setan donk!" pekik kai tak percaya dengan wajah innocent

"kai!!!
lu apaan sech, ini bukan waktu nya becanda" ruki menjitak kepala kai

"hahahahaha
rasain tuch" tawa reita melihat penderitaan kai

"lu yang sabar ya wo, mungkin bukan jodoh lu" ruki menepuk-nepuk bahu aoi

"baner tuh wo, masi banyak cowo ato cewe yang mau sama lu" reita ikut-ikutan nepuk bahu aoi

"sankiu mina"aoi memeluk reita dan ruki

"woi~
ikutan...." kai menghambur ke arah tiga temennya itu



~~~~~


            Setahun kini telah berlalu,
kini aoi, reita, ruki dan kai telah duduk di kelas 3 tak banyak yang berubah dari mereka, masih sama sama gaje.
seperti hari ini semua murid tengah menunggu kamijo sensei yang mirip vampir yang tak punya pri kemanusiaan dan pri keadilan *plak*
pintu kelas di buka, semua murid langsung masang tampang tegang

"ohayou murid-murid ku yang manis" suara teru sensei wali kelas mereka memecah ketegangan mereka, semua murid bernafas lega saat tau bukan kamijo yang masuk

"ohayou sensei yang ganjen" jawab siswa nya yang bernama hiroto melihatkan giginya yang bersinar dengan wajah innocent *di tendang ama pon ke jurang*
sementara teru cuma senyum-senyum melihat kelakuan anak muridnya

"sensei hari ini membawa teman baru untuk kalian, dia pindahan dari inggris lho"ucap teru dengan ganjennya
"ayo masuk" panggilnya pd seseorang yg ada di luar
lalu masuk lah seorang cowo atau cewe author bingung nentuin gendernya *bletak*

"wo, liat noch ada anak baru cakep banget" reita menggoyang-goyangkan tubuh aoi yang dari tadi sedang tidur

"udah biarin aja, gw ngantuk abis maen game semalam" aoi masih memejamkan matanya

"liat dulu" reita yang naek darah di kacangin, menarik jambang aoi

"au
Ittai pesek baka!!!" aoi berteriak kesakitan yang keras sampai semua temannya memperhatikannya
"gomen mina " cengir aoi kaya orang bego menyadari ketololannya


            Tanpa sengaja aoi melihat ke depan kelas dan matanya bertemu dengan mata indah milik si anak baru yang sekarang tersenyum padanya
~DEG~

"shima???" batin aoi

"hy semuanya,
aku takashima uruha, kalian bisa panggil aku uruha" ucap si murid baru bernama uruha itu membungkukan badan

"uruchan, silahkan duduk" suruh teru sensei menunjuk sebuah kursi kosong di sebelah meja reita dan ruki
"nah anak-anak terimakasih atas perhatian kalian, sensei panggilkan kamijo sensei dulu" teru pun keluar dari kelas


~~~~~~~


"hy uru, gw reita salam kenal yah" reita mengulurkan tanganya

"hy reita, salam kenal juga" uru membalas uluran tangan reita dan tersenyum manis

"kaya na reita suka ama si uru" bisik kai pada aoi


            Entah kenapa aoi merasa hatinya panas mendengar ucapan kai barusan. Aoi berniat meninggalkan kelas, tapi  ia urungkan saat sang penjagal kamijo sensei masuk ke dalam kelas. mana  pake bawa pedang peninggalan sahabat seperjuangannya pula, jasmine you yang telah tiada. membuat murid-murid semakin takut


"ohayou anak-anak" sapa kamijo dengan tatapan pembunuh berdarah panas dingin

"ohayou sensei" balas murid-murid nya kompak dengan wajah pucat

"eh,,, kau siapa?" tanya kamijo pada uruha

"uruha sensei, dia anak baru" ucap hiroto yang duduk di sebelah uruha

"aku tidak tanya pd mu marmut monyong" kamijo memberikan tatapan pembunuhnya

"jadi nama mu uruha?
nama yang cantik seperti orangnya" kamijo masang tampang om-om mesum
"baiklah anak-anak buka buku kalian, hari ini kita belajar operasi bilangan barbar" ucap kamijo dengan PD nya

"he???
barbar??
pelajaran baru ya sensei?" ucap tora bingung sambil garuk pala

"bukanya aljabar yak?
sensei nya bego nih" sono berbisik pada tora

"apa kau bilang?" kamijo mengasah pedang pusakanya dan mengarahkan pada sono

"ampun sensei" sono nyembah-nyembah kamijo

"okee, kali ini ku maafkan tapi lain kali,,,
tak ada ampun bagi mu" kamijo menyimpan kembali pedangnya

"sensei yang satu ini nga pantes banget di tiru" kai bisik-bisik lagi pada aoi

"diem aja, ntar kita ikutan di sambit ama dia" bisik aoi balik


  Baru saja kamijo akan mulai pelajaran, bel istirahat berbunyi
"shit..." umpat kamijo kemudian membereskan buku buku nya
semua muridnya menghela nafas lega


            Saat ini empat sekawan orang-orang gaje itu tengah duduk di bawah pohon taman sekolah yang ada di belang sekolah mereka,
terlihat ruki tengah melahap beberapa snack dengan rakusnya ^^v


"ruki bagi donk..." reita menadahkan tangannya dengan tampang melas

"mau??? beli donk!
nga punya duit?? curi donk!" ucap ruki santai kemudian melanjutkam makan-makannya
reita mulai manyun

"oh ya rei, lu suka ama uruha?" tanya kai

"iya donk, secara dia manis baek hati pula,,,,
dikelas kita mana ada yang cakep sexy kaya dia" ucap reita santai kaya di pantai nga peduli pada ruki yang udah keselek dan batuk-batuk

"ruki, lu nga apa-apa kan?" tanya kai kuatir

"nga apa-apa kok kai, gw cabut duluan yach" ruki pun berlalu begitu saja

"ruki pasti patah hati" ucap aoi tanpa menoleh pada kai dan reita

"patah hati???" reita dan kai kompak

"mang lu nga tau?
ruki pan naksir ama lu pesek!!" aoi menoleh pada reita yang bengong

"ruki suka ama gw?" reita menunjuk dirinya sendiri tak percaya

"bukannya dia suka ama lu?" tanya reita lagi

"he? pikiran dari mana pula itu? lagian gw cuma cinta ama satu orang aja" aoi melamun dan membayangkan shimanya

"hah! tunggu apa lagi pesek! buruan susul ruki" kai menslap pala reita

"yaudah kalau gitu, gw cari ruki dulu yach" reita kemudian pergi meninggalkan kai dan aoi


~~~~


"sono, lu liat ruki nga barusan?" tanya reita terengah-engah pada sono yang duduk di lorong kelas

"ntah....
lu liat kaga tor?" sono malah ngikut bertanya pada teman nya

"kalo nga salah gw liat dia naek tangga ke atap mungkin" jelas tora

"oh, sankiu yak" reita kemudian berlalu ke atap


  Benar saja reita melihat ruki tengah duduk memeluk lututnya


"ruki" panggil reita

"...."

"gw minta maaf" reita kemudian berjongkok di depan ruki
                                                       
"pergi" ucap ruki datar

"gw nga akan pergi sebelum lu maafin gw, gw cuma becanda tadi, uru memang cantik tapi lu jauh lebih imut dari dia" reita merayu ruki

"lu bohong" teriak ruki

"gw nga bohong ru, gw pikir lu tuh sukanya ama aoi, makanya gw muji uruha" jelas reita, reita menghapus air mata ruki

"aoi??
lu ini memang benar-benar baka yah! mana mungkin gw suka aoi, gw kan suka ama lu bego!" ucap ruki keceplosan
dengan wajah memerah ruki menutup kedua mulutnya

"gw juga ruki" reita tersenyum pada ruki

"benarkah?" tanya ruki air matanya kembali berlinang, 
ruki langsung memeluk reita mengakibatkan reita jatuh kebelakang dangan posisi ruki di atasnya

"hey...
ini posisinya salah! kenapa malah lu yang di atas? Lu itu uke gw kan??" reita meletakan telunjuknya di hidung ruki
sepertinya ruki tidak peduli pada omongan reita, entah dapat keberanian dari mana ruki menempelkan bibir mungilnya ke bibir reita
kemudian memeluk reita lagi

"gw suka ama lu reita" ucap ruki di telinga reita

"gw juga rukiku" reita mengelus kepala ruki


~~~~~


"aoi" ucap suara lembut itu

"uruha" panggil kai kaget

"bisa aku bicara dengan aoi sebentar?" uruha menatap kai

"oh...
tentu, aoi gw cabut duluan yach" kai meninggalkan aoi dan uruha

"dari mana kau tau nama ku?
rasanya aku belum memperkenalkan diri pada mu" tanya aoi bingung

uruha menghela nafas pelan "kau sudah memperkenalkan diri pada ku setahun lalu aoi"

"setahun lalu??" aoi makin bingung

"aku shima aoi" ucap uruha membuat aoi kaget 1/2 mati

"dari mana kau tau shima?
dan kau bukan shima kau uruha" bantah aoi

"aku dan shima adalah orang yang sama aoi" uruha menatap aoi agar aoi percaya

"ini tidak mungkin shima sudah..."

"meninggal maksud mu?" potong uruha

aoi menundukan kepalanya, tidak di pungkiri uruha dan shima sangat mirip *yaiyalah =_="*
hanya saja uruha tidak sepucat shima

"tapi bagaimana mungkin?" tanya aoi frustasi

"Sebenarnya waktu aku kecelakaan, aku tidak meninggal hanya saja koma, dan orang tua ku membawa ku berobat ke inggris" jelas uruha

"tapi kata teman mu kau sudah meninggal"

"aku pun tak tau kenapa kabar itu bisa tersebar, mungkin juga karna orang tua ku tidak memberi penjelasan pada sekolah ku yang lama" tambah uru

"lalu kenapa kau ada di bus itu?" tanya aoi lagi

"aku juga tidak tau, waktu itu aku binggung kenapa orang-orang tidak bisa melihatku, sebelum akirnya kau datang" cerita uru dengan air mata mulai membasahi pipinya membuat aoi reflek menghapusnya

"aku bisa sadar dari koma ku karna harapan mu aoi, maaf membuat mu menderita dan menunggu lama" air mata itu semakin banyak menetes

"kau tidak salah apa-apa" aoi tersenyum pada uruha

"masih kah kau menyukai ku?" tanya uruha menatap mata aoi

"selamanya" ucap aoi yakin dan mengacak-ngacak rambut uruha

"aku juga menyukaimu aoi" uruha memeluk aoi erat

"sudahlah jangan menangis lagi, kau jadi terlihat jelek kalau menangis" aoi melepas pelukannya
"jadi sekarang aku harus memanggil mu apa?
shima, atau uruha" cengir aoi jail

"terserah kau saja" uru menyandar di bahu aoi

"kalau begitu urupaha saja" canda aoi kemudian
menempatkan ciuman di bibir uruha, dan uruha membalasnya

~~~~~~~~~

"huh.... reita sudah sama ruki,
aoi jaga sudah sama uruha,,, lalu aku???" ucap kai yang tengah berdiri di jendela kelasnya melihat aoi yang mencium uruha
"nasib deh..." dengus kai kemudian duduk di kursinya.
Hanya menunggu waktu kai…
Hanya menunggu waktu… XDD



       ~Owari~
 Top of Form


Tidak ada komentar:

Posting Komentar