j

Jumat, 14 Agustus 2015

[FF] LOVE LETTER -LOVE COME TRUE-

Author: spartax69

Gendre: fluf, drama, canon

Rating: PG13

Disclaimers: ruki is reita’s mine, reita suami saia! kami adalah keluarga berencana gila *huray*
ok! Cuma cerita ini yang punya saia dengan segala kesinetronan yang terkandung didalamnya…
Begitu juga dengan nama-nama pemainnya hanya saia PINJAM dari alam masing-masing XDv
Segala akibat dari membaca fanfic ini di luar tanggunga jawab author, jika sakit berlanjut hubungi RSJ terdekat!




Douzo…(○ε○)プッ!!



 “Aku bahkan tidak tau harus memulainya dari mana…
Segala sesuatu yang ada sangkut pautnya dengan mu itu RUMIT, SANGAT RUMIT
Aku bahkan mulai meragukan diriku sendiri. Apakah arti dari perasaan ini? suka  Atau hanya perasaan sesaat karna sosok mu yang selalu ada bersama ku.
Perasaan nyaman yang kau berikan yang tidak mungkin bisa ku abaikan begitu saja.
Jika boleh jujur, pertemuan pertama kita buruk!
Aku membenci mu. Tapi seperti kata pepatah yang sering ku dengar  “don’t judge a book by its cover”
Di balik wajah angkuh dan menyebalkan itu ternyata ada sesosok malaikat yang mungkin orang lain tak bisa melihatnya. Tertawakan saja aku jika itu terdengar sangat klise dan gombal mungkin.
Meski pun kita sudah selayaknya kucing dan anjing yang selalu membuat keributan dimana kita berada, tapi terkadang kau juga sering membantu ku saat ku butuh bantuan, mengantar ku pulang saat langit mulai tak bersahabat dan kadang kau juga mentraktir ku makan hahahaa…
Dan yang paling penting kau bisa membuat ku tersenyum bahkan tertawa lepas dengan segala kekonyolan mu. membuatku merasa kehadiran ku di dunia ini sedikit lebih berarti.
Sekali pun kau juga menyebalkan, tapi ketauilah aku tidak pernah bisa marah pada mu bahkan lebih dari satu menit. Bahkan aku selalu ingin mencari gara-gara dengan mu.
Seandainya kau juga punya rasa yang sama dengan ku?
ah… tidak! Itu mustahil!. karna kau sudah punya seseorang di samping mu yang terlihat sangat kau sayangi. Tentu saja aku bukan orang yang sejahat itu untuk merusak hubungan mu dengannya.
Tapi lagi-lagi aku ini juga ciptaan tuhan yang punya perasaan, bahkan persaaan ini sering kali melemah setiap kali aku harus melihat kau bergandengan tangan dengannya.
Lagi-lagi aku hanya bisa mengelus dada ku, menenangkan diriku sendiri.
Kadang aku cukup malu melihat siapalah aku ini dibanding dia yang berada di samping mu itu. Jika ada perbandingannya 1-10 mungkin nilai ku cuma 3.
Terkadang aku berharap, suatu saat nanti kau bisa tau bagaimana perasaan ini…
Cukup tau saja itu sudah cukup, agar beban ku ini bisa sedikit berkurang.
Namun jika itu terjadi apa yang terjadi dengan persahabatan kita?
Ketahuilah sejak aku menyukai mu, 4 orang sudah yang ku tolak. Aku bukannya mau pamer atau malah menyalahkan mu, ini salah ku.
Karna aku tidak mau mendustai hati ku sendiri. Di hati ku ada kau yang aku saja tidak tau apa posisi mu di sana.
Bagi ku lebih baik aku sakit karna perasaan ku sendiri di banding aku harus menyakiti orang lain karna kebohongan ku. Aku lebih bangga mencintai, walau kadang aku juga ingin merasakan bagaimana rasanya jika saling mencintai…
Bahkan ada kalanya aku tanpa sadar berjalan menuju kearah mu, membanggakan mu pada teman teman, bahkan membela mu saat orang lain berniat menjatuhkan mu.
Jika ini yang namanya cinta gila, tolong jangan biarkan aku tergila-gila pada sosok mu yang sangat mustahil untuk ku miliki. Agar hati ini sadar di mana posisinya, agar ia tidak lagi bergarap lebih banyak dari ini SUZUKI REITA…”



(ღ˘˘ღ) *:.. ..:* ლ(╹◡╹ლ)



Pemuda manis itu melipat kertas yang merupakan persaannya itu, ada persaan sedikit lega di hatinya karna sudah menumpahkan perasaanya. Karna akan mustahil jika harus menunggu orang itu sadar bagaimana perasaannya.
Mata hazel itu tampak sedikit berkaca-kaca, ia kemudian memasukkan kertas itu kedalam botol dan menguburnya di bawah pohon maple tua di belakang sekolah nya itu

“aku mengubur mu di sini, semoga setelah ini kau tak lagi mengikuti ku. Aku menguburmu di sini karna semuanya di mulai dari tempat ini. Saat aku sudah melupakan mu nati, aku akan kembali kesini dan memusnahkan mu…" setelah ia menimbun botol itu, pemuda manis itu menatap sekolahnya yang sunyi karna hari ini hari terakhir bagi semuanya. Hari terakhirnya sekolah, karna ia baru saja menjadi lulusan terbaik sekolah seni itu.
Dan hari terakhirnya bertemu dengan cinta pertamanya, yang bahkan ia tak sempat mengucapkan salam perpisahan. Karna orang yang disukainya itu lebih dulu pergi bersama kekasihnya...
pemuda bertubuh mungil itu menghela nafas, kecewa? tentu saja. Tapi apa haknya untuk kecewa? Bahkan di saat terakhir seperti, ia bahkan tak punya kesempatan melihat orang bernama reita itu untuk yang terakhir mungkin.
Karna besok ia harus segera pergi untuk melanjutkan pendidikannya di Ravensbourne university, inggris.




(ღ˘˘ღ) *:.. ..:* ლ(╹◡╹ლ)




            Hiruk pikuk di bandara itu bahkan tak tampak mengusik ketenangan pemuda itu, dengan langkah pasti dia berjalan melewati orang-orang yang tampak sedang menunggui saudaranya yang mungkin juga baru kembali dari perjalanan jauh sepertinya.
Berbeda dengannya yang sama sekali tak ada yang menyambut kedatangannya.
sebenarnya bukan tidak ada, hanya saja ia menolak untuk merepotkan orang lain.
Seulas senyum di perlihatkan bibir cherry nya. Ini adalah tanah kelahiran yang sudah 6th ia tinggalkan. Ia merindukan Negara ini, dan aroma musim semi yang mungkin berbeda dengan Negara lainnya




(ღ˘˘ღ) *:.. ..:* ლ(╹◡╹ლ)




            Sekarang, pemuda manis itu tampak seperti orang tersesat di tempat yang dulunya adalah sekolahnya itu. Padahal tujuannya kembali ke jepang bukan untuk ke tempat ini. Bahkan ia ingin menghapus tempat ini dari otaknya.
Kemarin saat pertama kali menginjakkan kaki kembali di jepang setelah sekian lama ia merasa sangat bahagia. Tapi sekarang ia merasa sangat sesak
Kalau saja bukan karna permintaan sahabat baiknya itu ia tidak akan kesini


 Kemarin…

“ruki…”
Sorak pemuda pirang itu menyambut hangat kedatangan sahabatnya itu dengan pelukan. Pertemuan yang sudah sangat lama tak terjadi.

“sudah lah kau ini mau membunuh ku ya…” pemuda manis itu melepas pelukan gilanya

“aku merindukan mu…
terlebih pipi tembem mu ini
Hehehehe” pemuda bernama pon itu mencubit gemas pipi chubby milik sahabatnya itu

“ck… kau ambil saja pipi ku kalau begitu” pemuda bernama ruki itu tersenyum

“ah… syukurlah tahun ini kau bisa pulang, jadi kita bisa sama-sama ikut reunian sekolah besok”

“apa?! Kau bilang reunian?” wajah ruki tampak langsung menegang. Ada hal yang membuatnya takut kembali ke sekolah itu.

“hey… ruki... kau kenapa?”pon melambaikan tangannya di depan wajah ruki

“ah…
Aku tidak apa-apa…
Ng... soal reunian bisakah kalau aku tidak usah datang saja pon”  ruki menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

“kenapa?!
Padahal aku berharap kau datang, lagi pula aku ini panitia nya loh…
apa kau tidak mau datang demi aku? Sahabat mu ini?” pon memasang tampang super memelasnya yang tidak mungkin bisa di tolak siapapun

“hah…~
Kau ini selalu saja seperti itu, baik lah aku pergi”




            Tanpa sadar kakinya menuntun untuk pergi ke belakang sekolah itu, ia terperangah.
Semuanya memang sudah berubah, Sangat jauh berbeda.
Tapi bukan perubahan sekolah ini yang membuatnya kaget, tapi karna pohon maple tua yang dulu berdiri kokoh di belakang sekolah ini. sudah menghilang, digantikan sebuah lapangan basket yang sekarang juga tempat berdirinya panggung untuk acara reunian ini.
Ruki meremat dadanya.

“sudah hilang…
Padahal aku berjanji, bahwa aku yang akan memusnahkannya”
Mata hazel itu terlihat sedikit berkaca-kaca

“halo…
Semuanya teman teman seangkatan, sepertinya sudah lama sekali kita tidak bertemu ya…” tampak pon dan seingat ruki orang itu tora ketu osis di zaman nya dulu menyapa para alumni . ruki menghela nafas menenangkan dirinya

“aku yakin pasti kalian sudah sukses semua kan…
Seperti teman ku yang ada di belakang sana…
Kalian masih ingatkan si jenius ruki, dia baru saja kembali dari inggris dan akan melalukan pameran seninya di kota ini”
Pon tambak melambaikan tangan pada ruki, dan hampir semua yang datang melihat pada ruki dengan tatapan tak percaya.
Bagaimana tidak, ruki yang dulu itu berpenampilan biasa saja bahkan bisa dikatakan sangat biasa. Tapi sekarang ia terlihat sangat menarik , itu yang membuat tak ada satupun yang menyapanya karana mereka tak mengenali sosok ruki yang sekarang.

“ho…
Kau membanggakan teman mu ya…
aku juga punya kalian pasti kenal dengan top model kita ini kan…
uruha…
sekolah ini bangga bisa punya lulusan yang sangat terkenal sepertinya” tora tampak melambai pada seseorang di sudut kirinya dan beberapa orang tampak bertepuk tangan untuk nya .
Yang membuat ruki kembali meremat dadanya, orang itu…
Dan yang di sebelahnya…
kembali saat ruki melihat uruha ia merasa tidak ada apa-apanya.
Saat ruki terpana pada sosok uruha, orang di sebelah uruha itu melihat dan tersenyum padanya.  Tapi ruki hanya bisa mengalihkan pandanganya seprti tidak melihat apa-apa

“oke…oke kita sudahi ajang pamer teman ini
sekarang ayo kita berpesta…!!!”
sorak pon dan tora kemudian turun dari pentas itu. Dan kemudian tempat itu di penuhi suara music santai dan lampu mulai sedikit meredup.

“hey… ru, kenapa kau sendirian saja?”sapa pon mengagetkan ruki

“tidak satupun yang mengenali ku lagi sepertinya” ruki memaksakan senyumnya
“inilah alasan ku menolak datang ke acara ini”

“ruki maaf…” pon tampak mersa sangat bersalah karna sudah membuat sahabatnya itu merasa tak nyaman di tempat ini

“oi…chibi!!!”
Panggilan itu…
Suara itu…
Ruki reflek menoleh dan langsung membatu

“reit—a” nama itu terasa begitu berat keluar dari bibirnya


“jahat sekali kau ya, pergi ke inggris selama itu dan bahkan tidak memberi tahu ku”
Pemuda bernama reita itu melipat tangannya di dada dan membuat mimic seolah ia sedang marah sekarang.
Ruki diam…
Dia bilang tidak memberi tau?
Bagaimana mungkin ruki bisa memberi tau? karna saat terakhir itu reita sudah lebih dulu pergi bersama uruha…

“memangnya apa peduli mu aku mau pergi kemana?” kalimat sinis itu keluar begitu saja dari mulut ruki
Reita terdiam, dan terlihat bingung yang didepannya ini ruki kan orang yang dulu satu kelas dengannya?
Pon yang menyadari suasana aneh itu merasa semakin menyesal membawa ruki ke tempat ini, bukanya ia tidak tau ada apa antara ruki dan reita hanya saja ada sesuatu yang harus dilihat ruki hari ini.

“ru, aku ke panggung sebentar ya” pon menepuk bahu ruki
Meninggalkan reita dan ruki dalam kebisuan.


“teman-teman…
Tolong perhatiannya sebentar…” pon mengambil alih acara santai itu
“ada sesuatu yang ingin ku samapaikan kali ini
Kalian ingat dulu di tempat ini ada sebuah pohon maple tua kan?
Waktu pohon tua itu akhirnya mati dan di bongkar jajaran osis di masa itu menemukan sebuah surat mungkin bisa di bilang surat cinta atau semacamnya. Dan mereka sudah terus menyimpanya selama ini karna mereka yakin surat itu milik salah satu di antara kalian yang hadir saat ini.
Karna hari ini hari baik, maka mungkin sebaiknya aku membantu pemilik surat ini menyampaikan persaanya langsung saat ini”
Seketika mata ruki membola, mungkin kah itu sesuatu yang pernah dikuburnya dulu? Ruki ketakutan tapi entah kenapa kakinya tidak mau benjak dari tempat itu

“Aku bahkan tidak tau harus memulainya dari mana…
Segala sesuatu yang ada sangkut pautnya dengan mu itu RUMIT, SANGAT RUMIT...”semuanya tampak menyimak kalimat demi kalimat yang di ucapkan pon, sementara ruki tanpa sadar air matanya menetes dan ia mulai tertunduk

“…agar ia tidak lagi bergarap lebih banyak dari ini SUZUKI REITA…” pon menyudahi isi surat yang di bacanya semua orang melihat pada reita karna hanya nama reitalah satu satunya yang tertulis disana.

“apakah kau mengenalai siapa penulis surat ini reita?” Tanya pon kemudian
Reita menatap ruki yang tertunduk entah kenapa semua kaliamat surat itu mengarah pada ruki, karna satu-satunya yang selalu ribut dengan nya dulu itu cuma ruki.
Sayangnya belum sempat reita mengucapkan satu kalimat pun ruki sudah terlebih dulu lari meninggalkan tempat itu.
Membuat reita semakin yakin tentang pemikirannya




(ღ˘˘ღ) *:.. ..:* ლ(╹◡╹ლ)






“kenapa pon? Kenapa kau mempermalukan ku di depan semua orang?!” isak ruki di apartemen milik hiroto itu

“maafkan aku ruki, aku tidak berniat mempermalukan mu, aku inigin membantu mu, memberi taunya tentang perasaan mu” pon tertunduk merasabersalah lagi

“aku tidak pernah berniat memberi taunya?!
Kau lihat aku ini siapa? pantaskah mengharapkannya?”

“kenapa kau selau menggap diri mu rendah?
Kau pantas bahagia ruki! Dan dia pantas tau sakit yang kau rasakan selama ini” hiroto mencengkram bahu ruki emosi
Ruki tertunduk menagis dalam pelukan sahabatnya itu




(ღ˘˘ღ) *:.. ..:* ლ(╹◡╹ლ)




            Sudah seminggu sejak kejaadian itu, tidak ada yang terjadi.
Hiroto benar, ruki merasa beban yang selama ini dia pikul sendiri akhirnya mulai berkurang.
Hari ini juga adalah acara pameran yang akan digelar ruki.
Ada bayak yang akan di pamerkan oleh ruki baik itu dalam bentuk lukisan maupun rancangan busana dan aksesorisnya.
Malangnya salah satu busana yang dirancangnya itu akan di pakai oleh uruha.
Karna uruha adalah salah satu model yang paling bersinar saat ini di jepang.
Ruki sebenarnya merasa sangat terintimidasi oleh kehadiran uruha di acaranya itu tapi biar bagaimana pun ia harus bersikap profesional.

“kau yang dulu sekelasnya reitakan?
Kau tau reita sering membicarakan mu, dia bilang sangat suka menjahili mu
Hahaha anak itu memang jahil sekali” uruha terkekeh kecil
Sementara ruki tidak tau apa maksud uruha menceritakan hal ini padanya. Apakah uruha cemburu? Tentu saja dia cemburu, saat kekasihnya membicarakan orang lain. Ruki hanya tersenyum samar

“apa kau menunggu lama sayang?” seorang pria berambut raven menghampiri uruha dan memberi model jangkung itu ciuman dipipinya yang membuat ruki menatapnya horor. Kenpa uruha bisa-bisanya melakukan hal itu?
Bagaimana kalau reita tau?




(ღ˘˘ღ) *:.. ..:* ლ(╹◡╹ლ)



            Pameran itu sudah berlangsung sejam yang lalu dan semua berjalan lancar sesuai dengan harapan ruki.
Ruki tampak berjalan-jalan utuk melihat lihat dan sekedar menyapa para tamu yang datang ke acaranya itu. Tapi ia berhenti tepat di sebuah lukisan yang di bawahnya tertera ‘secret tree’
Dimana ada seseorang yang berdiri didekat pohon besar sambil memeluk hatinya.

“kenapa tidak kau katakan saja pada ku saat itu?”
Sura itu mengagetkan ruki, ruki sampai harus melangkah mundur saat melihat orang itu

“mungkin aku tidak tau sesakit apa luka yang kau tanggung sendirian itu karna kau juga tidak mau membaginya dengan ku.
Tapi aku hanya ingin minta maaf karna aku kau harus menderita seperi itu.”

“bukan salah mu…
Itu salah ku,aku salah mengartikan kedekatan kita, terlalu banyak berharap padahal aku tak sanggup menahannya” ruki tidak bisa menatap pada reita ia hanya melihat pada lukisan di sampingnya

“tapi sudahlah, semuanya sudah berakhir, harapan ku sudah terkabul. Meskipun aku tidak pernah sama sekali berharap bahwa kau akan mengetahuinya dengan cara seperti itu. Maaf jika kejadian yang kemarin itu sudah membuat mu malu” ruki akhirnya berani melihat pada reita tapi tidak menatap mata tajam itu.

“ini bukan salah siapa-siapa. Seandainya waktu itu kau yang lebih dulu jujur, mungkin aku tidak akan bersama uruha saat itu. Sebenarnya akupun sama dengan mu aku takut di tolak, mengingat selama kita bersama kita lebih sering seperti anjing dan kucing. Dan parahnya pada akhirya hal itulah yang membuat pikiranku selalu di penuhi oleh dirimu. Bahkan saat bersama uruha bisa dibilang cuma tubuhku yang bersamanya sementara pikiran ku bersama mu”

“sudah rei cukup! Jangan membuatku berharap lagi. Ini sudah menyakiti ku selama 7th, aku ingin melupaknnya” mata hazel itu mulai berkaca-kaca
“dan seandainya pun itu benar, kau dan aku tidak mungkin bersama, aku tidak ingin merusak hubungan siapapun”

“jika yang kau maksud adalah uruha, dia sudah menikah dengan orang pilihannya. Kami sudah lama putus. Jadi kau tidak perlu mengkhawatirkan hal itu”
Ruki cukup terkejut dengan pernyataan reita barusan, jadi apa mungkin laki-laki raven yang tadi itu pendampingnya uruha?

“baiklah jika begitu berat bagi mu menerima semua ini” reita menyerahkan sebuah amplop ketangan ruki
“ini balasan dari surat cinta mu, semoga kau mengerti. Maaf membuat mu menunggu begitu lama” usai berkata seperti itu reita pergi meninggalkan ruki dengan lamunannya.




(ღ˘˘ღ) *:.. ..:* ლ(╹◡╹ლ)



Jika menurut mu segala sesuatu yang berhubungan dengan ku itu rumit, maka segala sesuatu yang berhubungan dengan mu itu membuat ku gila.
Aku juga tidak sadar entah sejak kapan hadirmu begitu penting dalam hidup ku.
Rasanya jika sehari saja aku tidak menjahili mu ada yang kurang.
Kau juga membuatku melupakan masalah ku saat kita tertawa dengan gilanya bersama. Hanya saja aku mungkin terlalu pengecut untuk mengakui perasaan ini pada mu. Mengingat kau selalu saja menghindar saat ada seseorang yang ‘mendekati’ mu. Aku bukannya tidak tau ada 4 orang yang kau tolak, hanya saja aku tidak tau itu karna aku. Itu juga membuat ku takut kau juga akan menghindari ku saat ku sampaikan persaan ini. Dan akhirnya aku mendustai perasaan ku dengan menerima uruha, awalnya aku berharap dengan begini aku bisa melupakan sosok mu yang terlihat begitu sulit untuk ku raih, tapi ternyata tidak seperti dugaan ku. Pada akhirnya aku juga menyakiti uruha dengan kebohongan ku. Aku bersyukur akhirnya dia menemukan pendamping yang benar-benar mencintainya dan aku bangga pada mu yang tidak melakukan hal bodoh seperti ku dulu.
kau menghilang begitu saja setelah acara kelulusan, aku sempat mencari mu ke rumah mu tapi tak ada seorang pun di sana. Kau tau bagaimana persaan ku saat bertemu lagi dengan mu?
Itu seperti ada ribuan kembang api yg meledak dalam perut ku.
Jika ini belum terlambat, aku ingin mengatakan aku suka pada mu ruki.
Pada mu yang selalu memenuhi kepala ku.
Tapi jika ini terlambat, maafkanlah reita yang begitu bodoh yang membuat mu sakit begitu lama ini….




(ღ˘˘ღ) *:.. ..:* ლ(╹◡╹ლ)





            Ruki pada akhirnya menangis,tak peduli dengan orang-orang yang tampak bingung dengan keadaanya. ia benar-benar bingung dengan semua ini.ia tidak menyangka kalau reita selama ini juga merasakan hal yang sama rumitnya dengannya. Apa yang harus ia lakukan? Jika ia mengikuti egonya mungkin saja ia harus berpura-pura tidak peduli dengan surat yang di berikan reita itu, hanya saja ia bukan orang yang seperti itu. Terlebih ia sudah 7th menderita karana ia masih mengharapkan reita.
Pada akhirnya ruki megikuti kata hatinya.
Ia membiarkan kakinya berlari kemanapun mencari sosok itu, dan berharap semoga ia belum pergi terlalu jauh.
dan tuhan masih berpihak padanya ia melihat reita bersama uruha dan laki-laki raven tadi sedang bicara ruang ganti model. Dadanya bergemuruh hebat,dengan nafas yang tersengal-sengal

“rei…” panggilnya terdengar lirih
Reita membalik dan menatap ruki dengan senyum menghiasi bibirnya . tanpa perlu menunggu lagi reita berlari menuju sosok mungil itu dan kemudian  memeluknya erat seolah tak igin melepaskannya lagi. Reita tak perlu kata-kata apapun lagi dari mulut ruki karna kedatangan ruki yang mencarinya saja sudah merupakan sebuah jawaban bahwa ruki masih menyimpan perasaan untuk nya…

“akhirnya dia menemukan kebahagiaannya aoi…” ucap uruha senang sambil melingkarkan tangnnya di pinggang laki-laki raven bernama aoi itu.





                                        -end-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar